Langsung ke konten utama

5 (Lima) Pelajaran Menghilangkan Gagap dari Film King’s Speech

Pernahkah Anda merasa sedih saat mendapati salah seorang anggota keluarga Anda gagap saat berbicara? Kira-kira apa yang akan Anda lakukan untuk menolongnya? Apakah Anda akan mendesaknya untuk berlatih keras bicara? Atau memutuskan berkonsultasi dengan professional? Atau pasrah saja menerima kekurangan anggota keluarga Anda ini?

Sebelum bertindak lebih jauh, saya menyarankan Anda untuk menyimak pelajaran berharga dari Film King’s Speech. Film yang pertama kali dirilis pada 6 September 2010 ini, mempunyai pelajaran parenting yang bisa kita ambil. Apalagi film ini berdasarkan kisah nyata tentang upaya Prince Albert, The Duke of York untuk mengatasi gagap saat bicara di depan umum. Prince Albert yang kemudian bergelar King George VI. Ia akhirnya bisa sembuh dari gagapnya dan bahkan mampu memimpin negaranya berhasil melewati masa sulit pada perang dunia II. Ya, Raja George VI ini adalah ayah dari Ratu Elizabeth II, yang bertahta di kerajaan Britania Raya.

 


             Penyakit gagap ini sebenarnya telah diidap Albert sejak lama. Namun semakin menjadi, setelah Ayahnya, King George V mengharapkan ia sebagai penggantinya. Albert sebenarnya tidak ingin menjadi raja. Namun kakaknya, David, The Prince of Wales, terlibat skandal dengan wanita bersuami dan lebih memilih menikahi wanita itu, ketimbang menjadi Raja. Akhirnya harapan ayahnya itu terwujud tak lama setelah ayahnya wafat. Untuk mengatasi kegagapan Albert, istana telah banyak mendatangkan terapis untuk menyembuhkannya. Akan tetapi tidak ada yang bertahan lama akibat sikap Bertie, panggilan kecil Albert, yang temperamen. Sampai suatu ketika Elizabeth, istri Abert bertemu Lionel Louge, seorang terapis bicara, untuk menolongnya. Nah, berikut beberapa hal yang dilakukan Lionel Louge hingga akhirnya Albert dapat menghilangkan kegagapannya. Siapa tahu, mungkin bisa menginspirasi Anda untuk mencobanya!

1.Meyakinan penderita, gagap dapat disembuhkan.

 

Awalnya Albert menyangsikan Lionel dapat menyembuhkan dirinya. Apalagi Lionel mengharuskan ia untuk datang ke tempat Lionel setiap kali menjalankan terapis, dan juga memanggilnya dengan nama kecilnya, Bertie. Tentu kondisi ini membuat Albert marah. Namun sikapnya kemudian berubah 180 derajat setelah Lionel dapat meyakinkan Albert bahwa ia sesungguhnya bisa bicara tanpa gagap.

 

Upaya yang dilakukan Lionel adalah dengan meminta Albert membaca buku naskah Hamlet. Lionel kemudian juga menyerahkan headphone untuk dipasangkan di telinga Albert dan memutarkan musik Mozart. Kendati ragu, namun Albert menurut. Mulutnya kemudian membaca Hamlet dan direkam oleh Lionel, sementara telinganya mendengarkan Mozart melalui headphone. Namun baru beberapa baris buku Hamlet itu dibaca, Albert marah dan memutuskan pulang. Tetapi Lionel tidak menyerah. Ia kemudian menyerahkan piringan hitaman rekaman suara Albert. Ketika di rumah, Albert iseng-iseng memutar rekaman piringan hitam itu. Albert dan istrinya terkejut, karena ternyata ia bisa membaca dengan lancar tanpa gagap. Kondisi ini menumbuhkan keyakinan Albert bahwa ‘penyakit’ gagapnya bisa disembuhkan.

 

      2.      Menjadi sahabat dan tempat berbagi.

 

Salah satu alasan Lionel untuk memanggil Albert dengan Bertie tanpa embel-embel gelar pangeran, agar ia lebih punya kedekatan secara pribadi dengan Albert. Lionel melihat bahwa Albert sesungguhnya kesepian, dan tidak punya banyak teman. Lingkungan istana, dan posisinya sebagai anak raja adalah salah satu penyebabnya. Penyebab lainnya adalah karena kondisinya yang gagap saat bicara di depan umum, membuat ia lebih menutup diri. Lionel menunjukan empatinya kepada Albert, selayaknya seorang sahabat. Hal ini membuat Albert pun akhirnya meluapkan ganjalan hatinya selama ini. Albert bercerita tentang kepedihannya di masa kecil pada Lionel. Kepedihan inilah ternyata yang menjadi faktor mendasar Albert mengalami kegagapan.

 

     3.  Menggali penyebab mendasar kegagapan.

 

Dalam film itu, ada kalimat menarik yang diucapkan Lionel, “Gagap tidak datang tiba-tiba. Pasti ada proses psikologis yang mendahuluinya” Kalimat Lionel inilah yang terngiang di telinga Albert. Untuk itu, meski awalnya Albert berkata tidak akan datang lagi menemui Lionel untuk terapi, pada akhirnya ia kemudian kembali datang. Pada pertemuan selanjutnya, Albert bahkan mau mencurahkan hal-hal yang menyesakkan hatinya selama ini. Albert sebenarnya terlahir sebagai anak kidal, namun karena hal itu dianggap tidak sopan dalam tata krama istana, maka ayahnya memaksanya untuk tetap memakai tangan kanannya. Selain itu, sebelah kaki Albert ada yang bengkok. Selama beberapa tahun, ayahnya memaksanya untuk memakai penyangga agar ia dapat berdiri tegap, dan itu sangat menyakitkan.

 

Albert pun sempat mengalami kekerasan dari pengasuhnya semasa kecil. Ia diperlakukan berbeda dari kakaknya, David. Albert kecil diminta untuk mematuhi pengasuh itu, bila tidak, maka ia tidak akan diberi makan. Sementara David, diberi keleluasaan. Kondisi ini berlangsung selama tiga tahun, sebelum akhirnya diketahui ibu Albert dan pengasuh itu diberhentikan. Namun pengalaman hidup yang tidak menyenangkan itu terlanjur membekas sangat dalam di hati Abert. Akibatnya ia merasa tidak percaya diri dan gagap bila harus bicara di depan umum. Setelah mengetahui masa lalu Albert yang kelam, Lionel meyakinkan Albert umtuk fokus pada masa depan. Albert tidak pelu lagi khawatir pada ayahnya, karena ayahnya kini sudah wafat. Albert juga tidak perlu lagi rendah diri pada David kakaknya, karena kini ia adalah raja. Albert pun mulai berubah (move on) dan membuat banyak kemajuan dalam terapinya.

 

     4. Mengalihkan kegagapan pada aktivitas lain.

 

Dalam salah satu sesi terapi, Lionel meminta Albert bernyanyi. Albert awalnya menurutinya, namun kemudian Albert marah dan memaki. Anehnya saat Albert bernyanyi maupun memaki, Albert dapat berbicara lancar dan tidak gagap. Albert awalnya menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang normal. Bagi Albert, menyanyi dan memaki bukanlah bicara, sehingga ia bisa lancar melakukannya. Namun, Lionel meyakinkan Albert, bahwa jika ia bisa lancar saat menyanyi dan memaki, maka seharusnya demikian pula saat ia berbicara formal. Untuk itu, Lionel mengajarkan Albert membaca naskah pidato dengan menggunakan nada sebuah lagu, sehingga ia seperti bernyanyi. Jika lidahnya kembali tersangkut, Lionel pun membiarkan Albert melepaskan emosi negatifnya dengan mengeluarkan kata-kata makian sampai ia kemudian tenang kembali. Kadang kala Lionel mengajak Albert membaca naskah pidato sambil berdansa tango atau waltz untuk menghilangkan ketegangan.

 

 5. Membuat bicara di depan umum terlihat mudah.

 

Lionel mengajarkan pada Albert cara bicara di depan umum sehingga terlihat mudah. Ia mengajarkan Albert teknik mengatur nafas. Ia juga membuat coretan-coretan pada naskah pidato, sehingga Albert tahu kapan ia harus jeda atau berhenti untuk mengambil nafas. Lionel tahu bahwa Albert sangat sulit mengucapkan huruf ”P” pada awal kata. Inilah yang seringkali membuat Albert terdiam lama dan tergagap saat akan memulai kembali. Untuk itu, Lionel mengajarkan dengan menambahkan huruf “e” di awal  kata “people” menjadi “e-people” sehingga Albert tidak kesulitan mengucapkannya.

 

Selain itu, Lionel selalu menemani Albert, kemanapun Albert pidato, termasuk melalui radio. “Ayo Bertie, anggaplah kau membaca hanya untukku,” ujar Lionel. Perlakuan Lionel ini membantu Albert menghilangkan ketegangan, termasuk saat Albert harus berpidato  dalam kondisi genting. Lionel menemani Albert laksana seorang konduktor orchestra, hingga Albert sukses menyampaikan pidatonya mengenai sikap Inggris yang tidak setuju dengan Jerman (Hitler), dan berujung pada terjadinya perang dunia II.

 

          Demikian 5 (lima ) pelajaran menghilangkan gagap yang bisa Anda ambil dari film King’s Speech. Intinya upaya-upaya terapis untuk memotivasi, menjadi pendengar yang baik, dan membimbing penderita gagap melewati hambatan psikologis yang dideritanya, adalah kunci dari penyelesaian masalah ini. Anda dapat juga menonton film ini, untuk lebih memahami perjuangan Albert dan Lionel ini secara utuh. Selamat mencoba, semoga bermanfaat!

 

*praktisi literasi media & perlindungan anak

**Sumber gambar:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEgJ_ZgFyw1PnsVKj4TOqguEh1mDWDqhw7VMeIF5zMA7K5E36Q9zy0-eguWJiEarb3i7MtmNIVYuOJ7RJ_O-QQenp6-Qv_ZTCYw4lIBtClL-Np7KjAfcSKlwQ67WnWbgTE1E8T7FdzfvVU/s1600/Film+Kings+Speech+2010.jpg

Komentar

  1. Wah menarik sekali filmya, harus segera nonton film ini nih

    BalasHapus
  2. Mbak, ijin share ya πŸ™

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. boleh mbak Nara. Silakan. dengan senang hati ❤

      Hapus
  3. Para ibu wajib baca yaaa,,setiap masalah selalu ada solusi seperti yg terjadi pada albert,terimakasih untuk cerita menariknya πŸ™πŸ»πŸ™πŸ»πŸ™πŸ»

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih dukungannya, bu Enik. Semoga banyak keluarga bisa belajar dari kisah ini :)

      Hapus
  4. Setuju dgn poin poin nya. Semoga menginspirasi banyak org.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspada Gim daring: Kenali Modus dan Ketahui Pencegahannya

 Dunia maya memang memiliki daya tarik yang kuat pada siapa pun, tak terkecuali anak-anak. Salah satu yang membuat anak-anak asik berlama-lama di dunia maya, adalah mereka mengakses gim daring ( game online) . Anda perlu waspadai fenomena ini. Mengingat, selain gim daring ini dapat memicu anak menjadi kecanduan internet/ gawai , sehingga membuat aktivitas di dunia nyatanya menjadi terbengkalai, kontennya yang bisa jadi sarat akan kekerasan, juga karena gim daring kini  sudah menjadi modus para predator anak menyasar korbannya. Salah satu contoh kasus kejahatan pemangsa anak melalui gim ini terjadi pada tahun 2021 melalui aplikasi Free Fire . Hasil penyidikan polisi terungkap, bahwa pelaku memang menyasar anak perempuan sebagai pengguna gim. Saat bermain bersama dengan sang anak itulah, pelaku meminta nomor WA dan mulai membujuk korbannya untuk membuat video tanpa busana dengan menawari korban uang gim daring Free Fire sebanyak 500-600 diamond yang akan dikirim ke akun korban...

Budaya Valentine Day di Kalangan Remaja yang Perlu Orang Tua Waspadai

  Setiap pertengahan bulan Februari, tepatnya tanggal 14 masyarakat manca negara banyak yang merayakannya sebagai hari Valentine ( Valentine’s Day ), termasuk di negara kita. Hari Valentine dimaknai oleh banyak orang sebagai hari kasih sayang. Namun, muda-mudi mengekspresikannya secara beragam. Mulai dari saling berkirim kartu ucapan hari Valentine, memberikan atau bertukar hadiah, memberi bunga atau cokelat, hiasan berwarna merah muda ( pink) dan berbentuk hati, makan malam bersama dengan pacar, pesta dansa, hingga hubungan intim.   Sungguh hal ini yang perlu menjadi perhatian para orang tua.                                    Yang tambah membuat miris, ternyata ditemukan fakta di lapangan bahwa setiap perayaan hari Valentine bukan hanya penjualan cokelat meningkat tetapi juga penjualan kondom! Kondisi ini membuat salah satu pemeritah kota bahkan sampai membuat imbauan agar...

Anak Anda tidak Kunjung Mandiri? Berikut 5 (Lima) Perlakuan Salah Orang Tua yang Perlu Jadi Perhatian Anda!

                “Usia anak lelaki saya sudah 30 tahun, tapi ia bukan anak mandiri karena masih selalu mengandalkan saya. Setiap hari, kerjanya hanya menonton  televisi dan bermain gadget. Tak pernah membantu menyelesaikan pekerjaan di rumah, bankan sekadar mengganti bohlam lampu,” keluh seorang ibu.   Ketika keluhan seperti terjadi, siapakah pihak yang bertanggungjawab? Jawabannya adalah orang tua itu sendiri. Mengapa? Karena mereka yang pertama kali menanamkan tentang sikap, nilai, dan juga bertanggung jawab atas pola asuh anaknya. Berikut ini lima hal yang sering dilakukan orang tua sehari-hari yang justru mendorong anak menjadi tidak mandiri yang perlu jadi perhatian Anda!                            1. Memaksa anak menghentikan aktivitasnya Saat usia prasekolah, anak mulai menggemari kegiatan mengasyikkan yang terfokus pada dirinya. Contoh, ia...