Pernahkah Anda merasa sedih saat mendapati salah seorang anggota keluarga Anda gagap saat berbicara? Kira-kira apa yang akan Anda lakukan untuk menolongnya? Apakah Anda akan mendesaknya untuk berlatih keras bicara? Atau memutuskan berkonsultasi dengan professional? Atau pasrah saja menerima kekurangan anggota keluarga Anda ini?
Sebelum bertindak lebih jauh, saya
menyarankan Anda untuk menyimak pelajaran berharga dari Film King’s Speech. Film yang pertama kali dirilis
pada 6 September 2010 ini, mempunyai pelajaran parenting yang bisa kita ambil.
Apalagi film ini berdasarkan kisah nyata tentang upaya Prince Albert, The Duke of York untuk mengatasi gagap
saat bicara di depan umum. Prince
Albert yang kemudian bergelar King
George VI. Ia akhirnya bisa sembuh dari gagapnya dan bahkan mampu memimpin negaranya
berhasil melewati masa sulit pada perang dunia II. Ya, Raja George VI ini
adalah ayah dari Ratu Elizabeth II, yang bertahta di kerajaan Britania Raya.
1.Meyakinan penderita, gagap dapat disembuhkan.
Awalnya
Albert menyangsikan Lionel dapat menyembuhkan dirinya. Apalagi Lionel
mengharuskan ia untuk datang ke tempat Lionel setiap kali menjalankan terapis,
dan juga memanggilnya dengan nama kecilnya, Bertie. Tentu kondisi ini membuat
Albert marah. Namun sikapnya kemudian berubah 180 derajat setelah Lionel dapat
meyakinkan Albert bahwa ia sesungguhnya bisa bicara tanpa gagap.
Upaya
yang dilakukan Lionel adalah dengan meminta Albert membaca buku naskah Hamlet.
Lionel kemudian juga menyerahkan headphone
untuk dipasangkan di telinga Albert dan memutarkan musik Mozart. Kendati ragu,
namun Albert menurut. Mulutnya kemudian membaca Hamlet dan direkam oleh Lionel,
sementara telinganya mendengarkan Mozart melalui headphone. Namun baru beberapa baris buku Hamlet itu dibaca, Albert
marah dan memutuskan pulang. Tetapi Lionel tidak menyerah. Ia kemudian
menyerahkan piringan hitaman rekaman suara Albert. Ketika di rumah, Albert
iseng-iseng memutar rekaman piringan hitam itu. Albert dan istrinya terkejut,
karena ternyata ia bisa membaca dengan lancar tanpa gagap. Kondisi ini
menumbuhkan keyakinan Albert bahwa ‘penyakit’ gagapnya bisa disembuhkan.
2.
Menjadi sahabat dan tempat berbagi.
Salah
satu alasan Lionel untuk memanggil Albert dengan Bertie tanpa embel-embel gelar
pangeran, agar ia lebih punya kedekatan secara pribadi dengan Albert. Lionel
melihat bahwa Albert sesungguhnya kesepian, dan tidak punya banyak teman.
Lingkungan istana, dan posisinya sebagai anak raja adalah salah satu
penyebabnya. Penyebab lainnya adalah karena kondisinya yang gagap saat bicara
di depan umum, membuat ia lebih menutup diri. Lionel menunjukan empatinya
kepada Albert, selayaknya seorang sahabat. Hal ini membuat Albert pun akhirnya meluapkan
ganjalan hatinya selama ini. Albert bercerita tentang kepedihannya di masa
kecil pada Lionel. Kepedihan inilah ternyata yang menjadi faktor mendasar
Albert mengalami kegagapan.
3. Menggali penyebab mendasar kegagapan.
Dalam
film itu, ada kalimat menarik yang diucapkan Lionel, “Gagap tidak datang tiba-tiba. Pasti ada proses psikologis yang
mendahuluinya” Kalimat Lionel inilah yang terngiang di telinga Albert.
Untuk itu, meski awalnya Albert berkata tidak akan datang lagi menemui Lionel
untuk terapi, pada akhirnya ia kemudian kembali datang. Pada pertemuan
selanjutnya, Albert bahkan mau mencurahkan hal-hal yang menyesakkan hatinya
selama ini. Albert sebenarnya terlahir sebagai anak kidal, namun karena hal itu
dianggap tidak sopan dalam tata krama istana, maka ayahnya memaksanya untuk
tetap memakai tangan kanannya. Selain itu, sebelah kaki Albert ada yang
bengkok. Selama beberapa tahun, ayahnya memaksanya untuk memakai penyangga agar
ia dapat berdiri tegap, dan itu sangat menyakitkan.
Albert
pun sempat mengalami kekerasan dari pengasuhnya semasa kecil. Ia diperlakukan
berbeda dari kakaknya, David. Albert kecil diminta untuk mematuhi pengasuh itu,
bila tidak, maka ia tidak akan diberi makan. Sementara David, diberi
keleluasaan. Kondisi ini berlangsung selama tiga tahun, sebelum akhirnya
diketahui ibu Albert dan pengasuh itu diberhentikan. Namun pengalaman hidup
yang tidak menyenangkan itu terlanjur membekas sangat dalam di hati Abert.
Akibatnya ia merasa tidak percaya diri dan gagap bila harus bicara di depan
umum. Setelah mengetahui masa lalu Albert yang kelam, Lionel meyakinkan Albert umtuk
fokus pada masa depan. Albert tidak pelu lagi khawatir pada ayahnya, karena
ayahnya kini sudah wafat. Albert juga tidak perlu lagi rendah diri pada David
kakaknya, karena kini ia adalah raja. Albert pun mulai berubah (move on) dan membuat banyak kemajuan
dalam terapinya.
4. Mengalihkan kegagapan pada aktivitas lain.
Dalam
salah satu sesi terapi, Lionel meminta Albert bernyanyi. Albert awalnya menurutinya,
namun kemudian Albert marah dan memaki. Anehnya saat Albert bernyanyi maupun
memaki, Albert dapat berbicara lancar dan tidak gagap. Albert awalnya
menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang normal. Bagi Albert, menyanyi dan
memaki bukanlah bicara, sehingga ia bisa lancar melakukannya. Namun, Lionel meyakinkan
Albert, bahwa jika ia bisa lancar saat menyanyi dan memaki, maka seharusnya demikian
pula saat ia berbicara formal. Untuk itu, Lionel mengajarkan Albert membaca
naskah pidato dengan menggunakan nada sebuah lagu, sehingga ia seperti
bernyanyi. Jika lidahnya kembali tersangkut, Lionel pun membiarkan Albert
melepaskan emosi negatifnya dengan mengeluarkan kata-kata makian sampai ia
kemudian tenang kembali. Kadang kala Lionel mengajak Albert membaca naskah
pidato sambil berdansa tango atau waltz untuk menghilangkan ketegangan.
Lionel
mengajarkan pada Albert cara bicara di depan umum sehingga terlihat mudah. Ia
mengajarkan Albert teknik mengatur nafas. Ia juga membuat coretan-coretan pada
naskah pidato, sehingga Albert tahu kapan ia harus jeda atau berhenti untuk
mengambil nafas. Lionel tahu bahwa Albert sangat sulit mengucapkan huruf ”P”
pada awal kata. Inilah yang seringkali membuat Albert terdiam lama dan tergagap
saat akan memulai kembali. Untuk itu, Lionel mengajarkan dengan menambahkan
huruf “e” di awal kata “people” menjadi “e-people” sehingga Albert tidak kesulitan mengucapkannya.
Selain
itu, Lionel selalu menemani Albert, kemanapun Albert pidato, termasuk melalui
radio. “Ayo Bertie, anggaplah kau membaca
hanya untukku,” ujar Lionel. Perlakuan Lionel ini membantu Albert menghilangkan
ketegangan, termasuk saat Albert harus berpidato dalam kondisi genting. Lionel menemani Albert
laksana seorang konduktor orchestra, hingga
Albert sukses menyampaikan pidatonya mengenai sikap Inggris yang tidak setuju
dengan Jerman (Hitler), dan berujung pada terjadinya perang dunia II.
Demikian
5 (lima ) pelajaran menghilangkan gagap yang bisa Anda ambil dari film King’s Speech. Intinya upaya-upaya terapis
untuk memotivasi, menjadi pendengar yang baik, dan membimbing penderita gagap
melewati hambatan psikologis yang dideritanya, adalah kunci dari penyelesaian
masalah ini. Anda dapat juga menonton film ini, untuk lebih
memahami perjuangan Albert dan Lionel ini secara utuh. Selamat mencoba, semoga bermanfaat!
**Sumber gambar:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEgJ_ZgFyw1PnsVKj4TOqguEh1mDWDqhw7VMeIF5zMA7K5E36Q9zy0-eguWJiEarb3i7MtmNIVYuOJ7RJ_O-QQenp6-Qv_ZTCYw4lIBtClL-Np7KjAfcSKlwQ67WnWbgTE1E8T7FdzfvVU/s1600/Film+Kings+Speech+2010.jpg
Wah menarik sekali filmya, harus segera nonton film ini nih
BalasHapusya, mbak Sri. bagus. recommended :)
HapusMbak, ijin share ya π
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusboleh mbak Nara. Silakan. dengan senang hati ❤
HapusPara ibu wajib baca yaaa,,setiap masalah selalu ada solusi seperti yg terjadi pada albert,terimakasih untuk cerita menariknya ππ»ππ»ππ»
BalasHapusTerimakasih dukungannya, bu Enik. Semoga banyak keluarga bisa belajar dari kisah ini :)
HapusKeren Bu π
BalasHapusterimakasih supportnya pak Rifky :)
HapusSetuju dgn poin poin nya. Semoga menginspirasi banyak org.
BalasHapusterimakasih sudah membaca. Amiin
HapusMenarik π
BalasHapusterimakasih sudah membaca :)
Hapus