Langsung ke konten utama

5 (Lima) Tips Sederhana Agar Anak Terampil Berkomunikasi

Siapa sih orangtua yang tidak ingin jika anaknya terampil berkomunikasi? Anda pasti menginginkannya, kan? Tapi bagaimana apabila anak ternyata sulit untuk berbicara? Masalah ini tentunya harus diwaspadai oleh para orangtua. Kalau dibiarkan, maka anak akan terlambat bicara dan kesulitan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.

Orangtua perlu tahu, bahwa anak yang terlambat bicara belum tentu bodoh. Keterlambatan bicara pada anak bisa terjadi antara lain karena masalah fisik, seperti infeksi telinga, atau ada gangguan pada otak anak sehingga ia sulit menggunakan lidah, bibir, dan rahang untuk berbicara. Selain itu, bisa juga karena kurang berinteraksi dengan orangtua, dan terlalu sering menonton televisi atau bermain ponsel. Daripada terus dikuasai oleh rasa khawatir yang berlebihan, sebaiknya mari kita mulai mengatasi masalah ini untuk menghindari dampak negatif yang lebih besar lagi yang diakibatkan dari sulit berkomunikasi. Berikut ini 5 (lima) tips yang bisa membantu Anda membuat anak terampil berkomunikasi:

         

 1.    Seringlah mengajak anak bicara

        Sesungguhnya anak suka sekali ketika mendengar orangtuanya bicara. Ia akan mengamati cara bicara dan ekspresi wajah kita. Anak akan mengingat apa yang diucapkan oleh lawan bicaranya, dan ia akan mengucapkannya di lain hari. Semakin sering Anda berbicara dengan anak, maka makin banyak kosakata baru yang ia dengar. Anda juga bisa mengajaknya bernyanyi atau membacakan cerita, untuk menstimulasi kemampuan anak untuk berkomunikasi. Amati reaksi anak ketika sedang diajak bicara. Apabila ia masih terlihat antusias, maka lanjutkan saja. Namun bila anak sudah jenuh, sebaiknya dilanjutkan di lain waktu.

2.   Ajari anak ucapkan kata dan kalimat dengan benar

        Beberapa orangtua terkadang sengaja mencadel-cadelkan kata atau kalimat yang sedang diucapkan kepada anaknya, seperti susu menjadi cucu. Padahal, seharusnya tidak demikian, karena akan menjadi kebiasaan yang kurang baik pada anak. Justru ajari anak agar dapat mengucapkan kata atau kalimat dengan benar. Anda dapat memperjelas gerak bibir ketika sedang mengucapkan kata-kata. Pilihlah kata dan kalimat yang mudah dimengerti sesuai dengan usia anak.

3.   Jangan gunakan lebih dari satu bahasa

         Ketika anak masih dalam tahap belajar bicara, Anda sebaiknya hanya menggunakan hanya satu bahasa ketika berada di sekitar anak. Hal ini karena penggunaan lebih dari satu bahasa akan membuat anak bingung dan kehilangan fokus. Apabila kemampuan bicara      anak sudah lebih baik, Anda baru bisa menggunakan lebih dari satu bahasa. Selain untuk  mengenalkan jenis bahasa baru, cara ini juga bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi anak.

4.   Awasi penggunaan ponsel dan televisi

         Sama halnya dengan orang dewasa, anak-anak juga suka menggunakan ponsel pintar dan televisi, terutama untuk hiburan. Namun, Anda sebaiknya tegas membatasi anak menggunakan ponsel dan televisi, karena anak akan sulit untuk meningkatkam kemampuan bicaranya. Hal ini disebabkan karena pada saat menonton televisi dan ponsel, anak minim interaksi. Selain itu, jangan pernah membiarkan anak menggunakan media tersebut tanpa pengawasan. Selain mengganggu kemampuan bicaranya, juga karena banyak muatan media yang tidak sesuai usia anak dan berdampak buruk terhadap perkembangan perilakunya. Yang ebaiknya orangtua lakukan adalah temani anak ketika sedang menonton acara yang ia sukai, lalu ajak diskusi mengenai acara itu.

5.  Libatkan anak dalam aktifitas yang mampu mengasah kemampuan berkomunikasi

           Untuk mengasah kemampuan berkomunikasi anak, Anda bisa mengajaknya untuk terlibat dalam berbagai aktifitas yang menuntutnya untuk aktif berbicara dan mendengar. Beberapa aktifitas itu antara lain, seperti menelpon kakek atau neneknya, memesan makanan melalui aplikasi online, atau saat berkunjung ke restoran. Dengan cara itu, anak bisa belajar tentang bagaimana melakukan komunikasi yang efektif serta bagaimana bersikap baik ketika sedang berkomunikasi dengan orang lain.

            Demikian 5 (lima) tips sederhana agar anak Anda terampil berkomunikasi. Tapi yang terpenting dari semua tips ini adalah pastikan Anda terapkan di rumah, ya. Selamat mencoba!

*praktisi literasi media & perlindungan anak

**ilustrasi by SH. Shafiyyah

 

Komentar

  1. Masya Allah sangat inspiratif....makasih neng, sukses selalu banyak maslahat, penuh manfaat aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih bu, sudah membaca dan mengambil manfaat dari tulisan ini. sangat memotivasi untuk saya terus menulis.

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terimakasih komentarnya, mbak. Saya senang bisa berbagi.

      Hapus
  3. Sangat bermanfaat,artikel sangat bagus,mksh bu....smg slalu suksed

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas dukungan dan do'anya, Pak. Sangat memotivasi saya untuk terus berbagi.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspada Gim daring: Kenali Modus dan Ketahui Pencegahannya

 Dunia maya memang memiliki daya tarik yang kuat pada siapa pun, tak terkecuali anak-anak. Salah satu yang membuat anak-anak asik berlama-lama di dunia maya, adalah mereka mengakses gim daring ( game online) . Anda perlu waspadai fenomena ini. Mengingat, selain gim daring ini dapat memicu anak menjadi kecanduan internet/ gawai , sehingga membuat aktivitas di dunia nyatanya menjadi terbengkalai, kontennya yang bisa jadi sarat akan kekerasan, juga karena gim daring kini  sudah menjadi modus para predator anak menyasar korbannya. Salah satu contoh kasus kejahatan pemangsa anak melalui gim ini terjadi pada tahun 2021 melalui aplikasi Free Fire . Hasil penyidikan polisi terungkap, bahwa pelaku memang menyasar anak perempuan sebagai pengguna gim. Saat bermain bersama dengan sang anak itulah, pelaku meminta nomor WA dan mulai membujuk korbannya untuk membuat video tanpa busana dengan menawari korban uang gim daring Free Fire sebanyak 500-600 diamond yang akan dikirim ke akun korban...

Budaya Valentine Day di Kalangan Remaja yang Perlu Orang Tua Waspadai

  Setiap pertengahan bulan Februari, tepatnya tanggal 14 masyarakat manca negara banyak yang merayakannya sebagai hari Valentine ( Valentine’s Day ), termasuk di negara kita. Hari Valentine dimaknai oleh banyak orang sebagai hari kasih sayang. Namun, muda-mudi mengekspresikannya secara beragam. Mulai dari saling berkirim kartu ucapan hari Valentine, memberikan atau bertukar hadiah, memberi bunga atau cokelat, hiasan berwarna merah muda ( pink) dan berbentuk hati, makan malam bersama dengan pacar, pesta dansa, hingga hubungan intim.   Sungguh hal ini yang perlu menjadi perhatian para orang tua.                                    Yang tambah membuat miris, ternyata ditemukan fakta di lapangan bahwa setiap perayaan hari Valentine bukan hanya penjualan cokelat meningkat tetapi juga penjualan kondom! Kondisi ini membuat salah satu pemeritah kota bahkan sampai membuat imbauan agar...

Anak Anda tidak Kunjung Mandiri? Berikut 5 (Lima) Perlakuan Salah Orang Tua yang Perlu Jadi Perhatian Anda!

                “Usia anak lelaki saya sudah 30 tahun, tapi ia bukan anak mandiri karena masih selalu mengandalkan saya. Setiap hari, kerjanya hanya menonton  televisi dan bermain gadget. Tak pernah membantu menyelesaikan pekerjaan di rumah, bankan sekadar mengganti bohlam lampu,” keluh seorang ibu.   Ketika keluhan seperti terjadi, siapakah pihak yang bertanggungjawab? Jawabannya adalah orang tua itu sendiri. Mengapa? Karena mereka yang pertama kali menanamkan tentang sikap, nilai, dan juga bertanggung jawab atas pola asuh anaknya. Berikut ini lima hal yang sering dilakukan orang tua sehari-hari yang justru mendorong anak menjadi tidak mandiri yang perlu jadi perhatian Anda!                            1. Memaksa anak menghentikan aktivitasnya Saat usia prasekolah, anak mulai menggemari kegiatan mengasyikkan yang terfokus pada dirinya. Contoh, ia...