Masih dalam suasana hari ibu, kali ini kita akan belajar parenting melalui film Philomena. Film yang pertama kali dirilis pada November 2013 ini bercerita tentang upaya pencarian anak kandung oleh sang ibu. Film ini diangkat dari kisah nyata pengalaman hidup seorang wanita Irlandia bernama Philomena Lee dari buku The Lost Child of Philomena Lee yang ditulis oleh Martin Sixsmith. Berikut 5 (lima) pelajaran parenting yang bisa kita ambil dari film Philomena:
1. Kasih Ibu Tak Lekang oleh Jarak dan Waktu
Film ini semakin meyakinkan kita bahwa kasih ibu sangatlah besar kepada anak-anaknya. Kasih sayang ibu pada anaknya, tak akan hilang meski terpisah oleh jarak dan waktu. Sebagaimana diceritakan dalam film ini, Philomena yang telah kehilangan kontak dengan anaknya selama lebih dari 50 tahun, tetap selalu merindukannya. Anak Philomena ini terlahir karena pergaulan bebas, sehingga untuk menutupi aib, ayah Philomena membawa Philomena yang hamil ke Biara Sean Ross di Roscrea, Irlandia. Suatu hari kepala biarawati menyerahkan anak Philomena kepada sepasang suami istri kaya untuk diadopsi. Philomena sangat sedih, tetapi ia sudah terikat perjanjian untuk tidak menuntut pihak biara.
Lima puluh tahun Philomena memendam rasa rindunya kepada Anthony, sang anak. Hingga suatu hari, Philomena mendapat kesempatan melacak jejak anaknya ditemani oleh Martin Sixsmith, seorang jurnalis BBC. Kesempatan ini tidak ia sia-siakan. Ia pun melacak jejak anaknya hingga ke Amerika Serikat. Ternyata nama anaknya telah diganti menjadi Michael Hess, dan karir terakhirnya sebagai penasihat Presiden Amerika Serikat. Sayang, Philomena tidak dapat berjumpa dengan anaknya, karena ternyata anaknya telah wafat 8 tahun sebelumnya. Namun, Philomena bahagia dapat mengetahui anaknya dapat tumbuh menjadi orang sukses, dan yang terpenting masih mengingat dirinya sebagai ibunya serta tempat ia dilahirkan.
Film Philomena ini juga mengajarkan kita untuk tidak mudah putus asa. Lebih dari lima puluh tahun Philomena memendam rindu untuk berjumpa dengan anaknya. Ketika kesempatan itu datang, ternyata anaknya telah wafat 8 tahun sebelumnya. Kondisi ini mungkin untuk sebagian orang akan menghentikan upayanya untuk mencari jejak anaknya lebih jauh. Namun, tidak dengan Philomena. Ia kemudian bangkit dan ingin tahu saat-saat terakhir Anthony, melalui teman-teman anaknya tersebut, terutama saat-saat terakhir hidup Anthony. Usaha Philomena ini akhirnya terbukti tidak sia-sia. Ia akhirnya mengetahui bahwa diakhir hidup Anthony masih berusaha mencari mencari dirinya di tempat kelahirannya.
3. Mengenal Anak dari teman-temannya
Karakter anak dapat kita ketahui dari teman-teman dekatnya. Itulah sepertinya yang juga dipahami oleh Philomena. Dibantu oleh Martin Sixsmith, Philomena akhirnya berhasil bertemu dengan beberapa teman Anthony dan juga adik angkat Anthony, Anna yang juga sama-sama anak adopsi dari Biara Roscrea. Berdasarkan cerita teman-temannya dan kenyataan bahwa Anthony selalu memakai pin Irlandia, Philomena menyadari bahwa Anthony selalu mengingat dirinya dan tanah kelahirannya. Philomena juga tahu bahwa Anthony adalah anak yang cerdas, setia kawan, dan sukses dalam karirnya. Melalui teman dekat Anthony pun, Philomena akhirnya tahu bahwa beberapa saat sebelum meninggal Anthony sempat berkunjung ke Biara Roscrea di Irlandia dan menanyakan dirinya. Sayang pihak biara menyampaikan informasi yang tidak benar pada Anthony, sehingga mereka tidak bertemu padahal Philomena masih tinggal tidak jauh dari Biara tersebut. Philomena pun akhirnya tahu dari teman dekat Anthony, bahwa anaknya itu berwasiat sebelum wafat, ingin di makamkan di Biara Roscrea, di Irlandia.
4. Ikatan batin Anak dan Ibunya
Setelah melahirkan, Philomena tinggal dan bekerja di tempat cuci pakaian selama empat tahun. Pihak Biara sangat minim memberi waktu philomena bertemu Anthony. Meski demikian, Philomena tetap berupaya memanfaatkan kesempatan terbatas itu untuk membangun hubungan kasih sayang dengan anaknya. Ternyata kasih sayang Philomena yang tulus kepada anaknya itu tidaklah sia-sia. Sang anak tetap mengingat kasih sayang ibunya di masa kecil ini, dan tempat ia dilahirkan. Sebagaimana diceritakan dalam film ini, meskipun ia dibesarkan dengan berkecukupan oleh ayah dan ibu angkatnya, namun saat kematiannya ia lebih memilih dimakamkan di Irlandia, ketimbang di pemakaman keluarga angkatnya. Film ini memberi gambaran kepada kita, bahwa kasih-sayang orangtua yang tulus pada anak sangat membekas di jiwanya hingga ia dewasa.
5. Memaafkan & Tidak dendam
Philomena akhirnya tahu bahwa ternyata Anthony dimakamkan di Biara Roscrea. Philomena juga tahu bahwa berkas-berkas data terkait Anthony sudah dimusnahkan pihak biara sehingga Philomena kesulitan melacak jejak Anthony. Philomena juga akhirnya tahu, bahwa biara sudah bertemu Anthony beberapa saat menjelang anaknya itu wafat dan pihak biara tidak memberitahukan padanya. Saat Anthony menanyakan keberadaan ibunya, pihak biara bahkan mengatakan bahwa Philomena adalah ibu yang tidak bertanggungjawab yang pergi dari biara setelah Anthony diadopsi.
Demikian 5 (lima) pelajaran parenting dari film Philomena yang bisa saya rangkum untuk Anda. Jika Anda ingin lebih utuh memahami perasaan seorang ibu yang terpisah jauh dari anaknya ini, silakan menonton film Philomena secara langsung. Semoga bermanfaat dan semakin menambah rasa cinta kita kepada keluarga.
*praktisi literasi media & perlindungan
anak
**
Ilustrasi dari IMDb
Trmksh itulah kasih sayang Ibu sepanjang jalan tak akan ada batas, a, Allah SWT menciptakan manusia sebagai mahluk hidup yg paling sempurna, punya hati nurani, rasa cinta kasih sayang kpd siapapun terlebih kpd darah daging, a sendiri kpn pun di manapun pasti selalu ada dihati yg paling dlm.. Trimakasih bu Azimah tlh menginfirasi Ditunggu yg selanjutnya. .. Good 👍❤
BalasHapusTerimakasih bu, atas dukungannya. Senang bisa menginspirasi :)
BalasHapusIbu, ibu, ibu... Tak ada yang bisa menggantikan posisi Ibu.
BalasHapus