Dunia anak tidak selalu mulus dan menyenangkan. Kadangkala mereka juga didera rasa sedih, stress, atau juga kecewa. Sebagai contoh saat hasil rapor kemarin dibagikan, meski Anda mungkin bisa menerima hasil prestasi anak apa adanya, namun ada kalanya justru anak yang kecewa terhadap prestasinya ini. Belum lagi tantangan pergaulan sesama teman, persaingan dan beban belajar yang menumpuk, ditambah kondisi belajar virtual, kadang membuat anak tidak semangat. Untuk itu, di awal tahun ini, selain mempersiapkan anak kembali ke sekolah pasca liburan, ada baiknya Anda juga mempersiapkan mental anak agar lebih tangguh menghadapi tantangan di sekitarnya. Berikut lima hal yang saya rangkum untuk Anda bagaimana menumbuhkan mental tangguh pada Anak, selamat mencoba!
1. Jadilah Model bagi Anak
Meniru adalah cara yang sangat kuat pengaruhnya bagi anak dalam proses belajar.
Anak pasti ingin seperti Anda sebagai orangtuanya. Mereka akan
mengawasi gerak-gerik Anda dan
mencontohnya. Tanpa melontarkan kata apapun, biarkan mereka melihat bagaimana
Anda menghadapi kekecewaan. Hal ini untuk menunjukan kepada anak bahwa sedih, stress, atau kecewa,
adalah manusiawi dan normal. Kemudian Anda dapat tunjukan cara Anda
menormalisasi kondisi stress, sedih atau kecewa itu, sehingga anak dapat belajar untuk
mengatasi kekecewaan atau kesediahannya juga. Berikut ini adalah salah satu
contoh yang bisa Anda praktekan di rumah, saat Anda kecewa tidak memperoleh
pekerjaan impian Anda:
“Saya kecewa karena saya tidak mendapatkan
pekerjaan itu, karena saya lihat pekerjaan itu penting bagi saya. Sangat
menyenangkan melakukan hal-hal yang penting bagi hidup kita, bahkan jika itu
tidak berakhir seperti yang kita harapkan. Untuk itu, saya akan tetap melakukan
yang terbaik dalam setiap wawancara kerja dan saya tahu saya akan baik-baik
saja. Jika belum berhasil, berarti pekerjaan itu memang bukan pekerjaan untuk
saya, tetapi saya tahu suatu saat kelak, akan ada pekerjaan yang cocok untuk
saya. Saya hanya harus terus berusaha dan bersabar.”
2.
Dorong Anak untuk
Ambil Resiko tetapi tetap dengan Pertimbangan
Ajarkan anak Anda
untuk tidak takut mencoba. Saat mencoba sesuatu, biarkan anak tahu bahwa
keberanian untuk mencoba sesuatu yang sulit atau hampir tidak mungkin
dilakukan, lebih penting daripada hasilnya. Ketika mereka mencoba mengambil
resiko, mereka mulai membuka diri terhadap dunia dan menyadari kapasitas mereka
untuk membentuknya menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.
3.
Jangan
Buru-Buru menjadi “Peri Biru” Penolong bagi Anak
Ada
ruang yang berharga saat anak Anda jatuh kemudian berdiri lagi, ketika mereka
belajar berjalan. Tentu kadang Anda sebagai orang tua tidak sabar ingin
membantu. Akan tetapi sebaiknya Anda tidak membantu anak setiap saat. Anggap
saja seperti imunisasi. Sedikit pathogen
atau virus yang sudah dilemahkan dimasukan dalam tubuh anak, dapat membuat ia
kebal dari penyakit. Begitu juga kondisi yang membuat stress pada anak, kadang perlu
ia hadapi juga. Hal ini karena kondisi tersebut membantu anak membangun resistensi
atau melindungi dari versi yang lebih parah.
4.
Coba
“Bagaimana” bukan “Mengapa”:
Ketika suatu
peristiwa tidak menyenangkan terjadi di sekitar anak, seringkali Anda sebagai
orang tua bertanya kepada anak-anak “mengapa”. Padahal jawaban yang kerap Anda
terima dari anak adalah “tidak tahu”. Kondisi ini terjadi karena memang
seringkali anak tidak tahu mengapa ada saja di antara anak-anak yang melakukan
hal-hal konyol atau membuat keputusan yang tidak tepat. Satu-satunya kepastian
adalah bahwa Anda saat masih kanak-kanak pun, mungkin pernah melakukannya.
Untuk
itu, daripada Anda bertanya pada anak “mengapa
kamu melukis wajah kakakkmu?” yang mungkin mengarah pada penjelasan yang
kurang masuk akal, maka akan lebih baik Anda mendorong pemecahan masalah dan
refleksi yaitu dengan bertanya “bagaimana
kamu bisa memperbaikinya”. Dengan demikian, Anda dapat menuntun anak Anda
untuk memperbaiki dan mencari solusi dari kekacauan yang telah ia buat.
5.
Ssst…
Biarkan Mereka Bicara
Cobalah
untuk tidak selalu ikut memecahkan masalah anak-anak. Anda cukup membimbing
mereka. Namun, biarkan mereka berbicara dan mencoba mencari solusi
mereka sendiri. Yang terpenting, jadikan diri Anda adalah tempat teraman di dunia bagi anak-anak untuk
bereksperimen dan mencoba hal-hal baru. Memecahkan masalah adalah keterampilan
yang sangat bagus untuk dimiliki anak. Saat mereka berbicara kepada Anda, dan
menghasilkan ide, akan membangun rasa percaya diri mereka. Berilah anak Anda kesempatan
untuk mengeksplorasi dan menjelajahi potensi mereka sendiri.
Demikianlah
lima hal yang bisa Anda lakukan untuk menumbuhkan mental tangguh pada Anak. Namun,
penting juga Anda sampaikan pada anak Anda, bahwa mereka dicintai tanpa syarat
di atas segalanya. Ini akan memberi mereka pondasi untuk kembali kuat
saat dunia di sekitar mereka mulai terasa goyah. Akhirnya anak Anda akan
belajar bahwa mereka dapat memberikan pondasi yang kuat untuk diri mereka
sendiri. Hal ini, karena sebagian besar ketahanan diri pada anak adalah membangun
kepercayaan mereka pada diri mereka sendiri. Itulah hal terbaik yang bisa Anda
tumbuhkan pada anak Anda untuk menjadi tangguh dalam berbagai kondisi,
insyaallah.
*praktisi literasi media dan perlindungan
anak
** sumber ilustrasi: httpsid.pinterest.compin469711436105952636
Luaarr biasaaa.. sangat menginspirasi, terima kasih Bu Azimah 🙏
BalasHapusterimakasih bu Feny Kusuma atas apresiasinya 🙏
HapusTerimakasih informasinya
BalasHapussama-sama ibu 🙏
Hapusthx nba azima...
BalasHapusterima kasih, sangat menginspirasi BuAzimah...
BalasHapus