Langsung ke konten utama

Lima salah kaprah tentang Me Time untuk Bunda

 Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan “me time”? Mungkin saat Bunda masih single, ada banyak kesempatan untuk menggunakan waktu untuk “me time”. Akan tetapi Bunda, bagaimana saat sudah berkeluarga?

“ Me Time” adalah waktu yang kita habiskan untuk diri sendiri. Aktivitas ini, mungkin hampir tidak mungkin ya, dilakukan seorang ibu, yang umumnya waktunya telah dibanjiri oleh aktivitas anak-anak dan keluarga. Dulu bisa jadi Bunda suka pergi ke gym, tapi sekarang sudah berhenti karena Bunda tidak punya waktu. Dulu Bunda paling rajin food combining, tapi sekarang filosofi nutrisi Bunda telah menjadi "makan apa pun yang Bunda bisa, dan kapan pun Bunda punya waktu". 

Padahal seorang bunda kan juga manusia, ya. Yang kadang bosan dan perlu penyegaran (refreshing), sehingga “me time” juga penting loh, untuk Bunda! Sayangnya, di sekitar kita masih banyak pendapat yang salah kaprah tentang me time bagi seorang bunda. Setidaknya lima hal berikut ini perlu Anda ketahui, sehingga bisa lebih bijaksana mengenai me time  untuk Bunda.

1.    Merupakan sikap egois.

Aktivitas me time yang dilakukan oleh seorang yang belum berkeluarga, mungkin tidak jadi soal. Akan tetapi jika sudah menikah, orang cenderung menilai me time merupakan sikap egois seorang ibu. Predikat Ibu, memang membuat Anda seringkali merasa harus memberikan segalanya untuk keluarga yaitu anak-anak dan suami. Bahkan bukan cuma waktu, tapi juga perhatian, tenaga, pikiran semua tercurah untuk keberhasilan ananda dan suami Anda.

Saya sama sekali tidak mengatakan bahwa perhatian pada anak dan keluarga Anda tidak penting. Akan tetapi jika Bunda dan saya ingin menjadi ibu terbaik yang kita bisa, kita tidak dapat mengabaikan kesehatan, kesejahteraan, dan kewarasan kita sendiri. Jadi, “me Time” sesungguhnya bukanlah mementingkan diri sendiri, tetapi bisa dikatakan sebagai waktu rehat sejenak untuk Bunda, sehingga bisa kembali fit (waras) menjalani rutinitas sehari-hari bersama keluarga.

2.    Hanya untuk full time mother (Ibu Rumah tangga)

 Sesungguhnya “me time” bukan hanya dominasi ibu rumah tangga atau full time mother (FTM), tetapi juga ibu bekerja atau working mom (WM). Hal ini karena pada dasarnya semua orang pasti butuh refreshing dan relaks sejenak dari rutinitas yang ada. Hanya saja untuk WM, bisa menyiasati “me time” di sela-sela kesibukan kantor dan rumah, seperti saat berangkat dan pulang bekerja (baca buku di kendaraan umum, nonton drakor, dengarkan musik favorit); atau saat jam istirahat kantor (mencoba atau memilih makan siang favorit, bercengkrama dengan kolega, dsb). Sedangkan untuk FTM, me time bisa dilakukan saat anak sekolah, atau saat anak dititipkan ke nenek dan kekeknya, saat mandi, menyapa sahabat via telepon, baca buku, dengar musik, pergi ke salon, belanja bulanan, ngopi-ngopi cantik dengan sahabat, nonton DVD, dsb.

3.    Aktivitas memanjakan diri yang boros dan mahal

Me time” seringkali disalahartikan juga sebagai melakukan sesuatu untuk memanjakan diri: seperti ke salon; ke restoran; travelling; nonton bioskop; belanja barang luks, dan sebagainya, yang intinya harus siap keluar uang besar atau mahal. Padahal, sebenarnya tidaklah demikian.

Sebuah survey yang dilakukan kepada ibu-ibu di Amerika Serikat tentang apa yang akan mereka lakukan jika punya waktu “me time”, ternyata menunjukan sebaliknya. Seorang istri militer menginginkan minum dan tidur yang tenang, untuk me time-nya. Ada juga ibu dari tiga anak yang ingin sekadar bermain video gim. Atau ibu yang lain ingin menonton film tanpa terganggu, dan meminum teh hangat sebelum tidur. Ada juga ibu yang menginginkan me time-nya berupa dapat makan makanan enak yang dimasakan orang lain, tanpa harus bersih-bersih setelahnya! Sederhana bukan? Ternyata dari hasil survey itu, tidak ada ibu yang mengatakan mereka menginginkan pesiar atau pesta mewah. Tidak ada seorang ibu pun yang mengatakan mereka ingin liburan saat itu juga. Mereka sadar bahwa mereka adalah ibu yang sibuk. Selalu aktif. Selalu sibuk. Banyak dari mereka sama seperti Anda!

4.      me time” itu harus sendirian

Meskipun sebutannya “me time”, sebenarnya aktivitas ini tidak harus Anda lakukan benar-benar sendiri. Inti dari “ me time” adalah bunda bisa relaks tanpa rasa bersalah. Jika relaks justru terbantu dengan pasangan atau jalan-jalan dengan anak, mengapa tidak? Justru bisa jadi, keberadaan mereka bisa ikut menenangkan Anda. Atau bisa membuat Anda tambah bahagia karena bersama-sama refreshing sekeluarga.

5.    Bukan hal yang penting untuk seorang Bunda

Sesungguhnya “me time” sangatlah penting bagi seorang Bunda. Sebuah survei di Amerika Serikat tahun 2011, terkait Hari Ibu, sangat menggambarkan hal ini. Dari 10 hadiah yang paling banyak diminta oleh seorang bunda ternyata, enam dari sepuluh item melibatkan perawatan diri. Para bunda itu meminta tidur yang nyenyak, orang lain untuk membuat makan malam dan membersihkannya sesudahnya, waktu yang berkualitas bersama keluarga atau orang penting lainnya, dan hanya mendengar anak-anak mereka menulis catatan untuk mereka dan berkata, "Terima kasih, Bu!"

Me time” menjadi kata kunci bagi seorang Bunda, dalam perawatan diri. Hal ini karena merawat diri sendiri sama pentingnya dengan merawat orang lain. Nah, seharusnya Bunda juga bisa bersikap adil pada diri Bunda, pernahkah Bunda berhenti untuk berpikir bahwa mungkin Bunda telah mengabaikan dirimu sendiri? Bunda telah sibuk merawat kesejahteraan anak Bunda, tapi diri Bunda sendiri telah terabaikan. Padahal jika Anda tidak melakukan perawatan pada diri Anda dengan baik, maka sesungguhnya anak Anda tidak baik-baik saja. Setelah Bunda membiarkan diri Bunda disegarkan dan diremajakan dengan mengambil jeda dari tugas Bunda, maka Bunda akan jauh lebih siap untuk mengurus kebutuhan anak-anak dan keluarga Bunda.

Demikianlah lima pendapat yang salah kaprah tentang me time bagi seorang bunda, yang saya rangkum untuk Anda. Bagaimana menurut Anda, apakah Anda setuju dengan Saya? Atau Anda akan mencoba? Sst...mumpung ada libur awal puasa, Anda bisa coba "me time" Anda sekarang. Semoga bermanfaat!

                *Praktisi Literasi Media dan Perlindungan Anak

                *Ilustrasi:https://id.pinterest.com/pin/229472543503961946/

 

Komentar

  1. me timeku sblm pandemi naik kereta silaturahim ke rumah teman yg tinggal jauh di luar kota. berangkat pagi pulang sore. kelg di rumah masak sendiri makanan mrk hehehe...

    BalasHapus
  2. Me Time saya berkebun buu.. merawat tanaman di rmh.. ๐Ÿ™❤❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, keren bu Feni... Kalau saya tidak bakat tanam-menanam :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspada Gim daring: Kenali Modus dan Ketahui Pencegahannya

 Dunia maya memang memiliki daya tarik yang kuat pada siapa pun, tak terkecuali anak-anak. Salah satu yang membuat anak-anak asik berlama-lama di dunia maya, adalah mereka mengakses gim daring ( game online) . Anda perlu waspadai fenomena ini. Mengingat, selain gim daring ini dapat memicu anak menjadi kecanduan internet/ gawai , sehingga membuat aktivitas di dunia nyatanya menjadi terbengkalai, kontennya yang bisa jadi sarat akan kekerasan, juga karena gim daring kini  sudah menjadi modus para predator anak menyasar korbannya. Salah satu contoh kasus kejahatan pemangsa anak melalui gim ini terjadi pada tahun 2021 melalui aplikasi Free Fire . Hasil penyidikan polisi terungkap, bahwa pelaku memang menyasar anak perempuan sebagai pengguna gim. Saat bermain bersama dengan sang anak itulah, pelaku meminta nomor WA dan mulai membujuk korbannya untuk membuat video tanpa busana dengan menawari korban uang gim daring Free Fire sebanyak 500-600 diamond yang akan dikirim ke akun korban...

Budaya Valentine Day di Kalangan Remaja yang Perlu Orang Tua Waspadai

  Setiap pertengahan bulan Februari, tepatnya tanggal 14 masyarakat manca negara banyak yang merayakannya sebagai hari Valentine ( Valentine’s Day ), termasuk di negara kita. Hari Valentine dimaknai oleh banyak orang sebagai hari kasih sayang. Namun, muda-mudi mengekspresikannya secara beragam. Mulai dari saling berkirim kartu ucapan hari Valentine, memberikan atau bertukar hadiah, memberi bunga atau cokelat, hiasan berwarna merah muda ( pink) dan berbentuk hati, makan malam bersama dengan pacar, pesta dansa, hingga hubungan intim.   Sungguh hal ini yang perlu menjadi perhatian para orang tua.                                    Yang tambah membuat miris, ternyata ditemukan fakta di lapangan bahwa setiap perayaan hari Valentine bukan hanya penjualan cokelat meningkat tetapi juga penjualan kondom! Kondisi ini membuat salah satu pemeritah kota bahkan sampai membuat imbauan agar...

Anak Anda tidak Kunjung Mandiri? Berikut 5 (Lima) Perlakuan Salah Orang Tua yang Perlu Jadi Perhatian Anda!

                “Usia anak lelaki saya sudah 30 tahun, tapi ia bukan anak mandiri karena masih selalu mengandalkan saya. Setiap hari, kerjanya hanya menonton  televisi dan bermain gadget. Tak pernah membantu menyelesaikan pekerjaan di rumah, bankan sekadar mengganti bohlam lampu,” keluh seorang ibu.   Ketika keluhan seperti terjadi, siapakah pihak yang bertanggungjawab? Jawabannya adalah orang tua itu sendiri. Mengapa? Karena mereka yang pertama kali menanamkan tentang sikap, nilai, dan juga bertanggung jawab atas pola asuh anaknya. Berikut ini lima hal yang sering dilakukan orang tua sehari-hari yang justru mendorong anak menjadi tidak mandiri yang perlu jadi perhatian Anda!                            1. Memaksa anak menghentikan aktivitasnya Saat usia prasekolah, anak mulai menggemari kegiatan mengasyikkan yang terfokus pada dirinya. Contoh, ia...