Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan “me time”? Mungkin saat Bunda masih single, ada banyak kesempatan untuk menggunakan waktu untuk “me time”. Akan tetapi Bunda, bagaimana saat sudah berkeluarga?
“ Me Time” adalah waktu yang kita habiskan untuk diri sendiri. Aktivitas ini, mungkin hampir tidak mungkin ya, dilakukan seorang ibu, yang umumnya waktunya telah dibanjiri oleh aktivitas anak-anak dan keluarga. Dulu bisa jadi Bunda suka pergi ke gym, tapi sekarang sudah berhenti karena Bunda tidak punya waktu. Dulu Bunda paling rajin food combining, tapi sekarang filosofi nutrisi Bunda telah menjadi "makan apa pun yang Bunda bisa, dan kapan pun Bunda punya waktu".1.
Merupakan
sikap egois.
Aktivitas me time
yang dilakukan oleh seorang yang belum berkeluarga, mungkin tidak jadi soal. Akan
tetapi jika sudah menikah, orang cenderung menilai me time merupakan sikap egois seorang ibu. Predikat Ibu, memang membuat
Anda seringkali merasa harus memberikan segalanya untuk keluarga yaitu
anak-anak dan suami. Bahkan bukan cuma waktu, tapi juga perhatian, tenaga,
pikiran semua tercurah untuk keberhasilan ananda dan suami Anda.
Saya sama sekali tidak mengatakan bahwa perhatian pada
anak dan keluarga Anda tidak penting. Akan tetapi jika Bunda dan saya ingin
menjadi ibu terbaik yang kita bisa, kita tidak dapat mengabaikan kesehatan,
kesejahteraan, dan kewarasan kita sendiri. Jadi, “me Time” sesungguhnya bukanlah mementingkan diri sendiri, tetapi bisa
dikatakan sebagai waktu rehat sejenak untuk Bunda, sehingga bisa kembali fit (waras) menjalani rutinitas
sehari-hari bersama keluarga.
2. Hanya untuk full time mother (Ibu Rumah tangga)
Sesungguhnya “me time” bukan hanya dominasi ibu rumah
tangga atau full time mother (FTM), tetapi
juga ibu bekerja atau working mom (WM).
Hal ini karena pada dasarnya semua orang pasti butuh refreshing dan relaks
sejenak dari rutinitas yang ada. Hanya saja untuk WM, bisa menyiasati “me time” di sela-sela kesibukan kantor
dan rumah, seperti saat berangkat dan pulang bekerja (baca buku di kendaraan
umum, nonton drakor, dengarkan musik favorit); atau saat jam istirahat kantor
(mencoba atau memilih makan siang favorit, bercengkrama dengan kolega, dsb). Sedangkan
untuk FTM, me time bisa dilakukan
saat anak sekolah, atau saat anak dititipkan ke nenek dan kekeknya, saat mandi,
menyapa sahabat via telepon, baca buku, dengar musik, pergi ke salon, belanja
bulanan, ngopi-ngopi cantik dengan
sahabat, nonton DVD, dsb.
3.
Aktivitas memanjakan diri yang boros dan mahal
“Me time”
seringkali disalahartikan juga sebagai melakukan sesuatu untuk memanjakan diri:
seperti ke salon; ke restoran; travelling;
nonton bioskop; belanja barang luks, dan sebagainya, yang intinya harus siap
keluar uang besar atau mahal. Padahal, sebenarnya tidaklah demikian.
Sebuah survey yang dilakukan kepada ibu-ibu di Amerika
Serikat tentang apa yang akan mereka lakukan jika punya waktu “me time”, ternyata menunjukan
sebaliknya. Seorang istri militer menginginkan minum dan tidur yang tenang,
untuk me time-nya. Ada juga ibu dari
tiga anak yang ingin sekadar bermain video gim. Atau ibu yang lain ingin
menonton film tanpa terganggu, dan meminum teh hangat sebelum tidur. Ada juga ibu
yang menginginkan me time-nya berupa dapat
makan makanan enak yang dimasakan orang lain, tanpa harus bersih-bersih
setelahnya! Sederhana bukan? Ternyata dari
hasil survey itu, tidak ada ibu yang mengatakan mereka menginginkan pesiar atau
pesta mewah. Tidak ada seorang ibu pun yang mengatakan mereka ingin liburan
saat itu juga. Mereka sadar bahwa mereka adalah ibu yang sibuk. Selalu aktif.
Selalu sibuk. Banyak dari mereka sama seperti Anda!
4.
“me time”
itu harus sendirian
Meskipun sebutannya “me time”, sebenarnya aktivitas ini tidak harus Anda lakukan
benar-benar sendiri. Inti dari “ me time” adalah bunda bisa relaks tanpa rasa
bersalah. Jika relaks justru terbantu dengan pasangan atau jalan-jalan dengan
anak, mengapa tidak? Justru bisa jadi, keberadaan mereka bisa ikut menenangkan Anda.
Atau bisa membuat Anda tambah bahagia karena bersama-sama refreshing
sekeluarga.
5.
Bukan hal yang penting untuk seorang Bunda
Sesungguhnya “me
time” sangatlah penting bagi seorang Bunda. Sebuah survei di Amerika Serikat tahun 2011, terkait Hari Ibu,
sangat menggambarkan hal ini. Dari 10 hadiah yang paling banyak diminta oleh
seorang bunda ternyata, enam dari sepuluh item melibatkan perawatan diri. Para bunda
itu meminta tidur yang nyenyak, orang lain untuk membuat makan malam dan
membersihkannya sesudahnya, waktu yang berkualitas bersama keluarga atau orang
penting lainnya, dan hanya mendengar anak-anak mereka menulis catatan untuk
mereka dan berkata, "Terima kasih, Bu!"
“Me time” menjadi kata kunci bagi seorang Bunda, dalam perawatan diri. Hal ini karena merawat diri sendiri sama pentingnya dengan merawat orang lain. Nah, seharusnya Bunda juga bisa bersikap adil pada diri Bunda, pernahkah Bunda berhenti untuk berpikir bahwa mungkin Bunda telah mengabaikan dirimu sendiri? Bunda telah sibuk merawat kesejahteraan anak Bunda, tapi diri Bunda sendiri telah terabaikan. Padahal jika Anda tidak melakukan perawatan pada diri Anda dengan baik, maka sesungguhnya anak Anda tidak baik-baik saja. Setelah Bunda membiarkan diri Bunda disegarkan dan diremajakan dengan mengambil jeda dari tugas Bunda, maka Bunda akan jauh lebih siap untuk mengurus kebutuhan anak-anak dan keluarga Bunda.
Demikianlah lima pendapat yang salah kaprah tentang me time bagi seorang bunda, yang saya rangkum untuk Anda. Bagaimana menurut Anda, apakah Anda setuju dengan Saya? Atau Anda akan mencoba? Sst...mumpung ada libur awal puasa, Anda bisa coba "me time" Anda sekarang. Semoga bermanfaat!
*Praktisi Literasi Media dan Perlindungan
Anak
*Ilustrasi:

๐๐ช
BalasHapus:)
Hapusme timeku sblm pandemi naik kereta silaturahim ke rumah teman yg tinggal jauh di luar kota. berangkat pagi pulang sore. kelg di rumah masak sendiri makanan mrk hehehe...
BalasHapusAsyik...
HapusMe Time saya berkebun buu.. merawat tanaman di rmh.. ๐❤❤
BalasHapusWah, keren bu Feni... Kalau saya tidak bakat tanam-menanam :)
Hapus