Langsung ke konten utama

Menjadi Orang paling Berbahagia

 Salah satu keuntungan yang saya rasakan menjadi anggota komite sekolah adalah selalu mendapat undangan untuk menghadiri kegiatan-kegiatan sekolah. Baik kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh pihak manajemen sekolah, maupun yang diselenggarakan oleh siswa. Seperti yang saya alami pada Jumat lalu, kebetulan ada kegiatan pesantren kilat Ramadhan yang diselenggarakan oleh ekstrakurikuler kerohanian Islam di sekolah anak saya. Kegiatan ini diselenggarakan secara virtual mengantisipasi pandemi dan mengangkat tema tentang berbagi kebahagiaan dan tebarkan kebaikan.



Meski kegiatan pesantren kilat ini benar-benar kilat karena hanya diselnggarakan 2 jam saja, para peserta baik kami di komite, guru dan siswa sangat terkesan dengan muatan yang di sampaikan penceramah. Alhamdulillah kali ini penceramah adalah praktisi philantrophy yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia berbagi dan pemberdayaan masyarakat. Dia adalah drg. Imam Rulyawan, seorang dosen dan juga pernah menjabat sebagai direktur utama Dompet Dhuafa, lembaga charity ternama di tanah air.

Setidaknya ada 4 (empat) manfaat berbagi yang disampaikan oleh drg. Imam dalam kesempatan tersebut, yaitu (1) membuat bahagia, (2) menambah teman, (3) meningkatkan rasa syukur, (4) menambah kepedulian. Untuk poin pertama, membuat bahagia, drg. Imam menceritakan pengalamannya bersama relawan dari berbagai negara saat membantu korban tsunami Aceh Desember 2004. Para relawan yang datang ke sana dengan semangat ingin membantu masyarakat Aceh semua sehat, meski berhari-hari kurang tidur atau istirahat di tempat seadanya. Ternyata rahasianya adalah karena mereka bahagia berbagi dan membantu orang lain. Rasa bahagia ini membentuk imun di tubuh mereka sehingga mereka tidak mudah lelah atau jatuh sakit.

Sementara itu, drg. Imam juga menyampaikan bahwa sifat suka berbagi dapat membuat seseorang punya banyak teman. Orang senang berteman dengan orang yang suka berbagi, karena kebaikan hatinya yang suka menolong. Padahal teman ini adalah aset hidup kita yang sangat berharga. Kita tidak pernah tahu, sepuluh atau dua puluh tahun lagi, bisa jadi kita yang ditolong oleh teman-teman yang dulu pernah kita tolong. Contohnya saat pandemi seperti sekarang ini. Banyak orang yang di-PHK, padahal usia sudah kepala empat, sehingga kalaupun melamar kerja, sulit untuk diterima. Namun, karena kita punya teman, maka teman kitalah yang kemudian menawarkan kita pekerjaan, atau menghantarkan kita pada tempat kerja yang baru.

Selain itu, berbagi menurut drg Imam, dapat membuat seseorang lebih bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah Tuhan YME berikan pada dirinya. Dia tidak menghabiskan rezeki yang diterimanya itu sendiri, namun juga mengeluarkan dan membaginya dengan orang-orang di sekitarnya yang membutuhkan. Selain juga, dengan berbagi menambah kepedulian. Kita menjadi lebih sensitif bila melihat orang lain susah, dan senantiasa ingin membantu meringankan beban teman atau saudara-saudara di sekitar kita. Untuk itu, perilaku berbagi ini, sangat baik jika kita mampu membiasakannya pada anak dan keluarga kita sejak kecil, sehingga menjadi karakter dari seluruh anggota keluarga kita.

Namun demikian, dari keempat manfaat tersebut ternyata ada satu lagi manfaat paling besar yang disampaikan drg.Imam dalam paparannya, yaitu berbagi membuat pahala seseorang terus mengalir sekalipun dia sudah tidak ada lagi di dunia ini, karena manfaat dari berbagi ini secara terus menerus dirasakan oleh banyak orang. Dalam kesempatan tersebut, drg. Imam memutar sebuah klip berita tentang wakaf produktif yang sudah berumur 200 tahun.

Wakaf produktif ini dipelopori oleh Habib Bugak Asyi yang mengajak saudagar-saudagar dari Aceh untuk mewakafkan sebagian hartanya di Arab Saudi. Dulu wakaf ini hanya sebidang tanah kecil, namun kemudian seiring berjalannya tahun wakaf ini berkembang produktif menjadi penginapan dan unit usaha lain di masjidil haram. Sesuai amanah kini setiap tahun hasil manfaatnya diberikan kepada jamaah haji asal Aceh secara terus menerus. Pada tahun 2019, hasil manfaat wakaf ini sebesar 6 juta riyal atau Rp 22 milyar diberikan kepada jamaah haji asal Aceh langsung oleh pengelola Baitul Asyi, Syekh Abdul Latief Balthu. Dalam kesempatan itu, Syekh Abdul Latief Baithu juga berdoa agar manfaat wakaf ini dapat dinikmati oleh jamaah Aceh hingga anak keturunannya secara terus menerus hingga hari kiamat kelak, insyaAllah.

Belajar dari kisah Habib Bugak Asyi tadi, sungguh apa yang telah ia dan para saudagar aceh lakukan dengan wakafnya adalah sebuah pekerjaan cerdas dan mulia. Melalui wakaf yang saat ini sudah berumur lebih dari 200 tahun, ia dapat terus berbagi, meskipun raganya sudah berkalang tanah. Oleh karena kegiatan berbagi ini berlangsung terus menerus, maka ganjaran pahala untuknya dan para pewakaf lainnya juga mengalir hingga hari ini. Kebahagiaan yang lainnya adalah, ternyata buah dari kecerdasan para leluhur saudagar Aceh itu, dapat dirasakan oleh anak keturunannya para jamaah haji asal Aceh yang berkunjung setiap tahun ke Masjidil Haram, Baraakallahu lakum.

Sungguh, menyimak ceramah di pesantren kilat sekolah anak saya kali ini, cukup menggugah dan memotivasi kita untuk senang berbagi. Mengingat setiap kita, tidak akan pernah tahu kapan ajal menjemput. Apalagi dalam situasi pandemi seperti sekarang ini, banyak keluarga kita yang berpulang lebih cepat tanpa kita sangka-sangka. Atau ada juga mereka yang berpulang karena resiko dari pekerjaannya, seperti kecelakaan pesawat udara, maupun kecelakaan karena tenggelam di lautan, sebagaimana  para prajurit kapal selam  KRI Naggala 402, beberapa hari lalu.

Yang jelas, kita tidak bisa prediksi sampai kapan, Tuhan memberi waktu kita untuk hidup di dunia.  Oleh karena itu, ayo kita juga senantiasa berbagi, sebagaimana sebuah kata bijak yang drg. Imam sematkan di akhir ceramahnya, “Siapakah orang yang paling berbahagia? Ia adalah manusia yang berhenti nafasnya, tetapi tidak berhenti pahalanya”, dan mari kita berdoa, bahwa orang paling berbahagia itu adalah diri kita!

*Praktisi parenting dan perlindungan anak

*ilustrasi:https://id.pinterest.com/pin/34762228363969296/

Komentar

  1. Alhamdulillah... Anak-anak mendapatkan materi yang bagus, menanamkan kebiasaan berbagi dengan sesama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah... semoga juga ada ya di sekolah-sekolah lainnya motivasi untuk anak-anak berbagi seperti ini

      Hapus
  2. Manisnya tidak cuma di dunia, insyaallah kekal sampai akhirat nanti, amiin

    BalasHapus
  3. Masya Allah, barakallah...
    Semoga berkah selalu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiin... wabarakallahu fiik untuk mbak Putri juga ya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspada Gim daring: Kenali Modus dan Ketahui Pencegahannya

 Dunia maya memang memiliki daya tarik yang kuat pada siapa pun, tak terkecuali anak-anak. Salah satu yang membuat anak-anak asik berlama-lama di dunia maya, adalah mereka mengakses gim daring ( game online) . Anda perlu waspadai fenomena ini. Mengingat, selain gim daring ini dapat memicu anak menjadi kecanduan internet/ gawai , sehingga membuat aktivitas di dunia nyatanya menjadi terbengkalai, kontennya yang bisa jadi sarat akan kekerasan, juga karena gim daring kini  sudah menjadi modus para predator anak menyasar korbannya. Salah satu contoh kasus kejahatan pemangsa anak melalui gim ini terjadi pada tahun 2021 melalui aplikasi Free Fire . Hasil penyidikan polisi terungkap, bahwa pelaku memang menyasar anak perempuan sebagai pengguna gim. Saat bermain bersama dengan sang anak itulah, pelaku meminta nomor WA dan mulai membujuk korbannya untuk membuat video tanpa busana dengan menawari korban uang gim daring Free Fire sebanyak 500-600 diamond yang akan dikirim ke akun korban...

Budaya Valentine Day di Kalangan Remaja yang Perlu Orang Tua Waspadai

  Setiap pertengahan bulan Februari, tepatnya tanggal 14 masyarakat manca negara banyak yang merayakannya sebagai hari Valentine ( Valentine’s Day ), termasuk di negara kita. Hari Valentine dimaknai oleh banyak orang sebagai hari kasih sayang. Namun, muda-mudi mengekspresikannya secara beragam. Mulai dari saling berkirim kartu ucapan hari Valentine, memberikan atau bertukar hadiah, memberi bunga atau cokelat, hiasan berwarna merah muda ( pink) dan berbentuk hati, makan malam bersama dengan pacar, pesta dansa, hingga hubungan intim.   Sungguh hal ini yang perlu menjadi perhatian para orang tua.                                    Yang tambah membuat miris, ternyata ditemukan fakta di lapangan bahwa setiap perayaan hari Valentine bukan hanya penjualan cokelat meningkat tetapi juga penjualan kondom! Kondisi ini membuat salah satu pemeritah kota bahkan sampai membuat imbauan agar...

Anak Anda tidak Kunjung Mandiri? Berikut 5 (Lima) Perlakuan Salah Orang Tua yang Perlu Jadi Perhatian Anda!

                “Usia anak lelaki saya sudah 30 tahun, tapi ia bukan anak mandiri karena masih selalu mengandalkan saya. Setiap hari, kerjanya hanya menonton  televisi dan bermain gadget. Tak pernah membantu menyelesaikan pekerjaan di rumah, bankan sekadar mengganti bohlam lampu,” keluh seorang ibu.   Ketika keluhan seperti terjadi, siapakah pihak yang bertanggungjawab? Jawabannya adalah orang tua itu sendiri. Mengapa? Karena mereka yang pertama kali menanamkan tentang sikap, nilai, dan juga bertanggung jawab atas pola asuh anaknya. Berikut ini lima hal yang sering dilakukan orang tua sehari-hari yang justru mendorong anak menjadi tidak mandiri yang perlu jadi perhatian Anda!                            1. Memaksa anak menghentikan aktivitasnya Saat usia prasekolah, anak mulai menggemari kegiatan mengasyikkan yang terfokus pada dirinya. Contoh, ia...