Langsung ke konten utama

Pesan Tuhan

Ramadhan kali ini adalah Ramadhan kedua kita di Indonesia dalam suasana pandemi Covid-19. Meskipun tahun ini sudah tidak semencekam tahun lalu, masyarakat tetap diminta agar tidak membuat kerumunan dan menerapkan protokol kesehatan. Shalat tarawih sudah bisa diselenggarakan di masjid-masjid. Ada yang menyelenggarakannya rutin tiap malam. Namun, ada juga yang menyelenggarakannya tidak tiap malam, tetapi berselang seling. Malam ini menyelenggarakan, besok masjid di-desinfektan, lusa baru digunakan kembali.



            Saya dan anak-anak memilih Ramadhan kali ini tetap shalat tarawih di rumah saja. Tujuannya bukan hanya untuk meminimalisir berinteraksi dengan orang banyak, akan tetapi memang kami mengambil keutamaan shalat di rumah bagi perempuan. Ya, anak-anak saya ketiganya perempuan, dan kami biasa shalat tarawih bersama di rumah. Sementara ayahnya anak-anak, menjalankan shalat tarawih di masjid dekat rumah. Protokol kesehatan selalu dilakukan oleh ayah setiap akan berangkat dan pulang dari masjid. Berwudhu dari rumah, menggunakan masker, dan membawa sajadah sendiri dilakukan saat berangkat ke masjid. Sedangkan saat pulang, ayah biasanya akan mencuci tangan dan kaki sebelum masuk rumah, mengganti masker, dan pakaian.

Pandemi memang membawa banyak perubahan dalam pola hidup kita. Perubahan itu terjadi sebenarnya bukan kali ini saja. Pada pandemi-pandemi yang terjadi sebelumnya di dunia ini, perubahan perilaku juga telah terjadi. Pada pandemi maut hitam (black death) di abad ke-14 yang mengakibatkan sekitar 200 juta orang meninggal akibat bakteri yang dibawa oleh tikus, manusia belajar untuk merubah pola hidupnya sehingga lebih menjaga lingkungannya agar tidak mudah didekati tikus yang membawa bakteri penyebab penyakit mematikan.

Begitu juga pada pandemi kolera yang terjadi beberapa kali di dunia dan menewaskan jutaan orang, yang disebabkan oleh bakteri Vibrio Cholera yang mengkontaminasi air dan makanan, maka manusia belajar untuk merubah pola hidupnya agar senantiasa menjaga air yang diminum dan makanan yang dimakannya agar bersih dan higienis. Sementara itu, pada pandemi yang disebabkan oleh virus HIV yang menyebabkan 32 juta orang meninggal dunia, manusia belajar untuk merubah pola hidupnya agar menjaga perilaku seksual agar tetap sakral dan aman.

Jika kita renungkan adanya pola perubahan perilaku itu, sesungguhnya terjadinya pandemi di masa-masa yang lalu, tidaklah selalu berarti tragedi. Namun, bisa jadi suatu pesan dari Tuhan untuk kita hambanya, agar segera berubah. Tanpa pandemi, boleh jadi perilaku yang kita jalani selama ini akan kita anggap tidak masalah, karena kondisi kita baik-baik saja. Akan tetapi, pandemi menyadarkan kita, bahwa beberapa perilaku kita ternyata harus berubah. Terutama bila kita ingin tetap dapat hidup berdampingan harmonis dengan  lingkungan sekitar kita dan tidak menjadi fatal.

Oleh karena itu, besar kemungkinan pandemi kali ini  pun, suatu pesan dari Tuhan untuk kita hambanya, agar segera berubah. Apakah perubahan hanya terkait protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker? Apakah dengan vaksinasi kita sudah dapat aman dan terhindar dari kemungkinan terpapar visrus Covid-19? Sepertinya bukan hanya itu, bukan? Perubahan perilaku kita sesungguhnya juga terjadi pada kebiasaan kita yang menjadi lebih sering berada di rumah, lebih dekat dengan keluarga, lebih mudah berbagi dengan sesama, dan juga lebih berserah diri pada Yang Maha Kuasa. Mumpung dalam suasana Ramadhan, yuk, yang terakhir itu segera kita mulai jadikan kebiasaan. bukan hanya karena ada pandemi. agar kelak, insyaallah pesan-pesan Tuhan berikutnya dapat kita sambut dan rasakan segera, tanpa harus terjadi pandemi. Semoga.

*Praktisi literasi media dan perlindungan anak

*ilustrasi: https://id.pinterest.com/pin/604256474990609558/

Komentar

  1. Balasan
    1. ya mbak, kita syukuri dan ambil hikmahnya, ya.... insyaAllah semua takdir Alah SWTitu baik untuk kita

      Hapus
  2. Masyaa Allah.. Terima kasih Ibu sharing nya.. kita snantiasa mjd dekat dgn Klg, dan diingatkan utk selalu berserah diri kpd Allah.. krn kita pun tdk tahu sewaktu² kità bs terpapar virus tsb.. Mohon maaf lahir & batin ya Bu 🙏

    BalasHapus
  3. Terima kasih bu Azimah ulasannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih juga Pak Kushendrarto atas responnya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspada Gim daring: Kenali Modus dan Ketahui Pencegahannya

 Dunia maya memang memiliki daya tarik yang kuat pada siapa pun, tak terkecuali anak-anak. Salah satu yang membuat anak-anak asik berlama-lama di dunia maya, adalah mereka mengakses gim daring ( game online) . Anda perlu waspadai fenomena ini. Mengingat, selain gim daring ini dapat memicu anak menjadi kecanduan internet/ gawai , sehingga membuat aktivitas di dunia nyatanya menjadi terbengkalai, kontennya yang bisa jadi sarat akan kekerasan, juga karena gim daring kini  sudah menjadi modus para predator anak menyasar korbannya. Salah satu contoh kasus kejahatan pemangsa anak melalui gim ini terjadi pada tahun 2021 melalui aplikasi Free Fire . Hasil penyidikan polisi terungkap, bahwa pelaku memang menyasar anak perempuan sebagai pengguna gim. Saat bermain bersama dengan sang anak itulah, pelaku meminta nomor WA dan mulai membujuk korbannya untuk membuat video tanpa busana dengan menawari korban uang gim daring Free Fire sebanyak 500-600 diamond yang akan dikirim ke akun korban...

Budaya Valentine Day di Kalangan Remaja yang Perlu Orang Tua Waspadai

  Setiap pertengahan bulan Februari, tepatnya tanggal 14 masyarakat manca negara banyak yang merayakannya sebagai hari Valentine ( Valentine’s Day ), termasuk di negara kita. Hari Valentine dimaknai oleh banyak orang sebagai hari kasih sayang. Namun, muda-mudi mengekspresikannya secara beragam. Mulai dari saling berkirim kartu ucapan hari Valentine, memberikan atau bertukar hadiah, memberi bunga atau cokelat, hiasan berwarna merah muda ( pink) dan berbentuk hati, makan malam bersama dengan pacar, pesta dansa, hingga hubungan intim.   Sungguh hal ini yang perlu menjadi perhatian para orang tua.                                    Yang tambah membuat miris, ternyata ditemukan fakta di lapangan bahwa setiap perayaan hari Valentine bukan hanya penjualan cokelat meningkat tetapi juga penjualan kondom! Kondisi ini membuat salah satu pemeritah kota bahkan sampai membuat imbauan agar...

Anak Anda tidak Kunjung Mandiri? Berikut 5 (Lima) Perlakuan Salah Orang Tua yang Perlu Jadi Perhatian Anda!

                “Usia anak lelaki saya sudah 30 tahun, tapi ia bukan anak mandiri karena masih selalu mengandalkan saya. Setiap hari, kerjanya hanya menonton  televisi dan bermain gadget. Tak pernah membantu menyelesaikan pekerjaan di rumah, bankan sekadar mengganti bohlam lampu,” keluh seorang ibu.   Ketika keluhan seperti terjadi, siapakah pihak yang bertanggungjawab? Jawabannya adalah orang tua itu sendiri. Mengapa? Karena mereka yang pertama kali menanamkan tentang sikap, nilai, dan juga bertanggung jawab atas pola asuh anaknya. Berikut ini lima hal yang sering dilakukan orang tua sehari-hari yang justru mendorong anak menjadi tidak mandiri yang perlu jadi perhatian Anda!                            1. Memaksa anak menghentikan aktivitasnya Saat usia prasekolah, anak mulai menggemari kegiatan mengasyikkan yang terfokus pada dirinya. Contoh, ia...