Langsung ke konten utama

Waspada Konten Cabul (Pornografi) di Sekitar Anak, Penting Peran Anda untuk Pencegahannya

 Media daring saat ini masif dengan konten cabul (baca: pornografi) untuk menarik orang berkunjung. Anak-anak Anda mungkin tidak sengaja menemukannya, atau mereka mungkin mencoba mencari konten semacam itu. Ada yang tiba-tiba muncul (pop up) saat anak-anak berselancar, namun ada juga yang muncul di timeline media sosial mereka.



Inovasi media tidak selamanya berdampak positif. Saat ini, inovasi yang semakin berkembang adalah inovasi yang memungkinkan pengguna saling berinteraksi secara langsung, seperti Instagram, Youtube, Tiktok, Facebook, hingga line, dan Whatsapp. Sayangnya, aplikasi ini kemudian disalahgunakan untuk konten-konten cabul.

Setelah sebelumnya di tahun 2010 kita dihebohkan dengan kasus video cabul penyanyi AP, dan di tahun 2020 kita dihebohkan dengan video cabul artis GA, kini di tahun 2022 kita kembali dihebohkan dengan dua pengisi konten cabul yaitu pengguna dengan nama akun Siskaeee di aplikasi Tiktok dan Dea disitus Onlyfans. Dua kasus terakhir ini menunjukan aplikasi yang digunakan secara daring ini, semakin dekat dengan pengguna dan memungkinkannya untuk saling berinteraksi.

 Beruntung Indonesia telah memiliki Undang-Undang Pornografi dan Undang-Undang ITE sehingga kedua pengisi konten cabul tersebut kini diproses secara hukum. Untuk kasus konten cabul Dea , bahkan pihak kepolisian sudah mengambil barang bukti berupa 76 video cabul dan masih banyak lagi gambar-gambar tanpa busana yang disimpan di google drivenya. Menurut pengakuan dari tersangka pula, ternyata sudah banyak orang yang membeli video tersebut, dan salah satunya teridentifikasi sebagai komedian berinisial M. Saat ini pihak kepolisian masih menjadikan sang komedian tersebut sebagai saksi, namun tidak menutup kemungkinan akan juga menjadi tersangka jika ternyata ia juga turut menyebarkannya.

Kehebohan yang ditimbulkan para pembuat konten cabul ini, tentu juga potensial mengimbas pada anak-anak. Link berita terkait pembahasan tentang konten cabul tersebut, podcast dari para selebriti yang juga menjadikannya topik obrolan atau bahkan perilaku mereka yang menyerempet juga konten cabul, atau cerita-cerita vulgar di aplikasi novel daring, hingga iklan-iklan obat kuat untuk orang dewasa yang sangat mungkin melintas dan berseliweran di sekitar anak yang tengah berselancar di dunia maya. Rasa ingin tahu, iseng, dan mungkin juga dorongan dari teman sebaya membuat tak sedikit anak-anak yang kemudian terpapar konten-konten cabul ini saat berselancar secara daring.

Apalagi meski kedua akun tersebut sudah diproses pihak kepolisian, pada kenyataannya lebih banyak lagi pengisi konten cabul daring yang bergentayangan dan belum tersentuh hukum atas pelanggaran yang telah mereka lakukan. Padahal di sisi lain, pengisi konten cabul semakin hari semakin masif karena mudahnya memperoleh uang dan ketenaran dari jalan ini. Oleh karena itu, partisipasi dari banyak pihak, termasuk Anda sebagai orang tua, sangat diperlukan. Terutama untuk menghentikan perilaku para pengisi konten cabul agar tidak terus mengedarkan konten-konten cabul di media.

Salah satu yang paling mudah Anda lakukan bila menemukan konten cabul atau konten tidak pantas lainnya, adalah dengan melaporkan konten tidak pantas ini pada aplikasi yang mereka gunakan, seperti Facebook, Youtube dan Instagram sehingga pihak penyedia aplikasi tersebut dapat menghapusnya atau menurunkannya (take down) secara permanen. Selain itu, Anda juga dapat melaporkan pada kementerian Kominfo RI sebagai pihak yang berwenang menertibkan konten cabul di dunia maya ini, melalui surel: aduankoten@mail.kominfo.go.id. Atau Anda juga dapat melaporkan kepada siberbareskrim bila konten tidak senonoh ini benar-benar vulgar dan melanggar Undang-Undang Pornografi serta Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Sementara itu, untuk melindungi anak Anda dari konten cabul ini, ada beragam cara yang bisa Anda lakukan, antara lain: menggunakan peramban (browser) ramah anak yang secara otomatis memblokir situs yang tidak cocok untuk anak-anak, atau menggunakan aplikasi kontrol orang tua (contoh: google family link). Aplikasi ini membantu untuk mengawasi anak-anak Anda saat mereka berselancar (browsing/surfing) internet, atau memeriksa riwayat penelusuran terbaru mereka sehingga Anda dapat mengetahui situs apa yang mereka kunjungi. Anda juga dapat mengajak anggota keluarga Anda untuk membatasi penggunaan gadget atau mengunakan gadget dan/atau internet hanya untuk hal-hal yang penting dan bermanfaat. Selain itu,  menempatkan komputer atau laptop di ruang keluarga yang bisa dilihat oleh seluruh anggota keluarga juga merupakan ide  sederhana yang bisa Anda lakukan untuk pencegahan anak-anak terpapar dari konten cabul atau pornografi ini.

*Praktisi Literasi Media & Perlindungan Anak

*Ilustrasi: https://id.pinterest.com/pin/186617978289742469/

*Ramadhan 1443H Bersama Azimah Subagijo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspada Gim daring: Kenali Modus dan Ketahui Pencegahannya

 Dunia maya memang memiliki daya tarik yang kuat pada siapa pun, tak terkecuali anak-anak. Salah satu yang membuat anak-anak asik berlama-lama di dunia maya, adalah mereka mengakses gim daring ( game online) . Anda perlu waspadai fenomena ini. Mengingat, selain gim daring ini dapat memicu anak menjadi kecanduan internet/ gawai , sehingga membuat aktivitas di dunia nyatanya menjadi terbengkalai, kontennya yang bisa jadi sarat akan kekerasan, juga karena gim daring kini  sudah menjadi modus para predator anak menyasar korbannya. Salah satu contoh kasus kejahatan pemangsa anak melalui gim ini terjadi pada tahun 2021 melalui aplikasi Free Fire . Hasil penyidikan polisi terungkap, bahwa pelaku memang menyasar anak perempuan sebagai pengguna gim. Saat bermain bersama dengan sang anak itulah, pelaku meminta nomor WA dan mulai membujuk korbannya untuk membuat video tanpa busana dengan menawari korban uang gim daring Free Fire sebanyak 500-600 diamond yang akan dikirim ke akun korban...

Budaya Valentine Day di Kalangan Remaja yang Perlu Orang Tua Waspadai

  Setiap pertengahan bulan Februari, tepatnya tanggal 14 masyarakat manca negara banyak yang merayakannya sebagai hari Valentine ( Valentine’s Day ), termasuk di negara kita. Hari Valentine dimaknai oleh banyak orang sebagai hari kasih sayang. Namun, muda-mudi mengekspresikannya secara beragam. Mulai dari saling berkirim kartu ucapan hari Valentine, memberikan atau bertukar hadiah, memberi bunga atau cokelat, hiasan berwarna merah muda ( pink) dan berbentuk hati, makan malam bersama dengan pacar, pesta dansa, hingga hubungan intim.   Sungguh hal ini yang perlu menjadi perhatian para orang tua.                                    Yang tambah membuat miris, ternyata ditemukan fakta di lapangan bahwa setiap perayaan hari Valentine bukan hanya penjualan cokelat meningkat tetapi juga penjualan kondom! Kondisi ini membuat salah satu pemeritah kota bahkan sampai membuat imbauan agar...

Anak Anda tidak Kunjung Mandiri? Berikut 5 (Lima) Perlakuan Salah Orang Tua yang Perlu Jadi Perhatian Anda!

                “Usia anak lelaki saya sudah 30 tahun, tapi ia bukan anak mandiri karena masih selalu mengandalkan saya. Setiap hari, kerjanya hanya menonton  televisi dan bermain gadget. Tak pernah membantu menyelesaikan pekerjaan di rumah, bankan sekadar mengganti bohlam lampu,” keluh seorang ibu.   Ketika keluhan seperti terjadi, siapakah pihak yang bertanggungjawab? Jawabannya adalah orang tua itu sendiri. Mengapa? Karena mereka yang pertama kali menanamkan tentang sikap, nilai, dan juga bertanggung jawab atas pola asuh anaknya. Berikut ini lima hal yang sering dilakukan orang tua sehari-hari yang justru mendorong anak menjadi tidak mandiri yang perlu jadi perhatian Anda!                            1. Memaksa anak menghentikan aktivitasnya Saat usia prasekolah, anak mulai menggemari kegiatan mengasyikkan yang terfokus pada dirinya. Contoh, ia...