Langsung ke konten utama

Tujuh Manfaat Membacakan Buku untuk Anak

 Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa keterampilan membaca anak penting untuk keberhasilan mereka di sekolah, pekerjaan, dan kehidupan secara umum. Salah satunya adalah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa anak-anak yang pintar di sekolah serta seorang pembaca yang baik, ternyata memiliki orang tua yang rajin membacakan buku kepada mereka sejak mereka kecil. Penelitian lainnya yang diterbitkan dalam Perspektif Psychological Science pada Januari 2013 menyimpulkan bahwa “membaca pada anak-anak dengan gaya interaktif berpotensi meningkatkan IQ anak lebih dari enam poin”.


Anda tentu ingin mempunyai anak yang pintar dan sukses di sekolah dan kelak di dunia kerja. Untuk itu, Anda sebagai orang tua sangat penting untuk mengajarkan anak membaca buku sejak dini. Selain berguna untuk pembentukan kebiasaan positif pada anak, mengajarkan anak membaca juga mampu meningkatkan potensi anak dalam belajar dan masih banyak lagi manfaat membaca bagi anak. Nah, sebelum anak dapat membaca buku sendiri dan memperoleh banyaknya manfaat positif tersebut, Anda dapat memulainya dengan mempunyai kebiasaan membacakan buku untuk anak.

Hal ini karena, anak-anak di usia dini tentu belum dapat membaca buku sendiri, namun bukan berarti mereka tidak dapat dirangsang untuk menjadi menyukai membaca buku dan memperoleh manfaat dari membaca buku. Andalah yang punya peran besar untuk memulainya dengan mengenalkan anak pada buku melalui kegiatan membacakan buku untuk mereka. Berikut tujuh manfaat membacakan buku kepada anak yang sudah saya rangkum untuk Anda, semoga bermanfaat!

1.      Mendukung Perkembangan Kognitif

Membacakan buku untuk anak sejak balita terbukti meningkatkan keterampilan kognitif dan membantu proses perkembangan kognitif anak. Menurut HealthofChildren.com, perkembangan kognitif adalah munculnya kemampuan berpikir dan memahami seseorang, seperti: mengingat, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Perkembangan kognitif ini penting karena mengacu pada bagaimana seseorang merasakan dan berpikir tentang dunianya melalui kemampuannya untuk memproses informasi, kecerdasan, penalaran, perkembangan bahasa, rentang perhatian, dan memori.

Ketika Anda mulai membacakan anak buku dengan suara keras, pada dasarnya itu memberi mereka latar belakang pengetahuan tentang lingkungan di sekitar mereka, sehingga membantu mereka lebih memahami apa yang mereka lihat, dengar, dan baca. Selain membaca dari buku, Anda juga dapat mengembangkan diskusi bersama anak untuk membahas buku yang sudah dibaca.

Hal ini karena, banyak pendidik dan peneliti menyatakan bahwa percakapan yang terjadi saat orang tua membacakan anak buku mampu membantu anak-anak untuk menjembatani apa yang ada dalam cerita dan kehidupan mereka sendiri. Jadi membacakan anak buku bukan hanya vokalisasi kata-kata, melainkan juga memperkenalkan membaca ke dalam kehidupan anak Anda. Percakapan yang akan ditimbulkannya, berperan besar untuk membantu anak memahami kehidupan mereka sendiri, terutama di usia mereka yang masih kanak-kanak.

Selain itu, pada saat Anda membacakan anak buku, sesungguhnya ribuan sel dalam otak anak-anak yang sedang tumbuh ini merespons apa yang mereka dengar. Beberapa sel otak 'dihidupkan', dipicu oleh pengalaman khusus ini. Banyak koneksi yang ada di antara sel-sel otak diperkuat. Pada saat yang sama, sel-sel otak baru terbentuk, menambahkan sedikit lebih banyak definisi dan kompleksitas pada sirkuit rumit yang sebagian besar akan tetap ada selama sisa hidup anak-anak ini. Oleh karena itu, semakin sering Anda membacakan buku untuk anak, semakin banyak kosakata mereka tumbuh dan semakin mereka akan tahu dan mengerti tentang dunia dan tempat mereka di dalamnya, sehingga membantu perkembangan dan persepsi kognitif mereka.

2.      Meningkatkan Keterampilan Bahasa

Membaca setiap hari untuk anak kecil, mulai sejak mereka bayi, dapat membantu penguasaan bahasa, keterampilan komunikasi, keterampilan sosial, dan keterampilan melek huruf. Hal ini karena membacakan untuk anak-anak Anda di bulan-bulan awal hidup mereka dapat merangsang bagian otak yang memungkinkan mereka memahami arti bahasa dan membantu membangun keterampilan bahasa, literasi, dan sosial yang penting.

Situs TIME.com mengungkapkan fakta mengenai studi pemindaian otak baru-baru ini terkait membacakan anak buku. Menurutnya, para ahli menemukan bahwa ternyata kegiatan orang tua membacakan buku di rumah kepada anak-anak sejak usia dini sangat berkorelasi dengan aktivasi otak di area yang berhubungan dengan citra visual dan memahami makna bahasa.

Keterampilan kognitif dan keterampilan berpikir kritis ini sangat penting mengingat, menurut American Academy of Pediatrics, saat anak memulai taman kanak-kanak tanpa keterampilan yang mereka butuhkan untuk belajar membaca, membuat sekitar dua per tiga anak tidak dapat membaca dengan lancar hingga mereka duduk di kelas tiga. Sementara itu, seorang anak yang biasa dibacakan buku sejak dini, akan dapat menggunakan kosa kata dan bahasa yang dia dengar di sekitarnya, sehingga ia lebih mampu menghubungkan antara bahasa buku, yang berbeda dari bahasa yang didengar dengan bahasa yang ia gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini karena umumnya buku anak-anak atau novel klasik, lebih deskriptif, dan cenderung menggunakan struktur gramatikal yang lebih formal.

3.      Persiapan untuk Kesuksesan Akademik

Membaca sejak dini dengan anak Anda adalah dapat menjadi kesempatan bagi Anda dan anak-anak untuk berkomunikasi. Hal ini karena kegiatan membacakn buku memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan keterampilan kosa kata mereka dengan paparan kata-kata baru. Selain itu, keterampilan mendengarkan yang mereka kembangkan dari mendengar Anda membacakan buku untuk mereka penting bagi keberhasilan akademis.

Sebuah studi diungkapkan oleh situs PBS.org mengungkapkan bahwa semakin banyak kata yang ada di dunia bahasa anak, semakin banyak kata yang akan mereka pelajari, dan semakin kuat keterampilan bahasa mereka. Ketika mereka mencapai taman kanak-kanak, semakin siap mereka untuk dapat membaca, dan makin baik mereka membaca, makin besar kemungkinan mereka lulus SMA kelak.

Sejumlah penelitian juga telah menunjukkan bahwa siswa yang terbiasa membaca sebelum prasekolah lebih mungkin melakukannya dengan baik ketika mereka mencapai masa pendidikan formal. Menurut sebuah penelitian yang diselesaikan oleh University of Michigan, ada lima keterampilan membaca dini yang penting untuk perkembangan anak, yaitu:

·         Kesadaran fonemik – mampu mendengar, mengidentifikasi, dan bermain dengan suara individu dalam kata-kata yang diucapkan.

·         Phonics – mampu menghubungkan huruf-huruf bahasa tertulis dengan bunyi bahasa lisan.

·         Kosakata – kata-kata yang perlu diketahui anak-anak untuk berkomunikasi secara efektif.

·         Pemahaman membaca – mampu memahami dan mendapatkan makna dari apa yang telah dibaca.

·         Fluency (kefasihan saat membaca) – mampu membaca teks secara akurat dan cepat.

Meskipun anak-anak akan menghadapi keterampilan literasi dan perkembangan bahasa ini begitu mereka mencapai sekolah dasar dan seterusnya, Anda dapat membantu memulai kesuksesan membaca mereka dengan membacakan untuk mereka selama masa bayi dan awal masa balita mereka. Anak-anak usia dini memang tidak akan dapat berlatih kefasihan atau fonetik pada tahap itu, namun mereka akan mendapatkan pengenalan lebih awal tentang kesadaran fonetik, kosa kata, dan pemahaman bacaan, yang semuanya akan menyiapkan mereka untuk sukses saat mereka tumbuh dan berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.

4.      Mengembangkan Ikatan Khusus dengan Anak

Membacakan buku untuk anak sejak mereka kecil secara teratur dapat membantu Anda menjalin hubungan yang lebih kuat dengan mereka. Hal ini dikarenakan kegiatan ini secara otomatis akan membuat Anda menghabiskan waktu bersama mereka. Membaca untuk anak-anak Anda memberikan kesempatan besar untuk mengatur acara reguler kebersamaan Anda dengan anak. Dengan membaca bersama, kepercayaan anak akan tumbuh bahwa Anda akan ada untuk mereka. Pentingnya kepercayaan untuk anak kecil tidak bisa dilebih-lebihkan.

Membaca buku favorit untuk anak-anak Anda tidak hanya membantu Anda menjalin ikatan dengan mereka, tetapi juga memberi anak Anda rasa keintiman dan kesejahteraan. Perasaan keintiman ini membantu anak Anda merasa dekat dengan Anda, dan perasaan cinta serta perhatian mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang positif. Begitu juga halnya dengan bayi, meskipun mereka mungkin tidak dapat memahami apa yang Anda katakan saat Anda membacakan untuk mereka, membacakan dengan suara keras memberikan tingkat pengasuhan dan kepastian yang tak ternilai. Bayisuka mendengar suara-suara yang akrab, dan membacakan mereka buku adalah sarana yang sempurna untuk membuat koneksi ini.

Pada tingkat yang lebih luas dan lebih ilmiah, hubungan orang tua-anak, dan hubungan pengasuhan antara pengasuh dan anak-anaklah yang menetapkan jalan hidup yang positif. Jika Anda dapat membaca dengan keras bersama anak Anda pada waktu yang terjadwal dan dapat diprediksi yang sesuai dengan rutinitas sehari-hari di rumah dan sekolah, Anda akan dapat memberikan sesuatu yang konstan yang dapat mereka harapkan dan bahkan mungkin nantikan.

Membaca dengan suara keras bersama-sama dan melakukan aktivitas bersama memberi Anda dan anak sesuatu untuk dibicarakan, mendukung pengembangan keterampilan membaca dan menulis mereka kelak. Selanjutnya, membaca bersama dapat digunakan untuk mendiskusikan pengalaman dan masalah kehidupan nyata. Buku anak-anak dapat memberikan batu loncatan untuk diskusi yang bermakna tentang berbagai topik yang selanjutnya dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis anak. Menurut ReadBrightly.com, membacakan buku cerita kepada anak adalah salah satu cara terbaik untuk membantu anak-anak memahami sesuatu tanpa harus mengalaminya sendiri.

5.      Meningkatkan Konsentrasi dan Disiplin

Memperkenalkan waktu membaca secara teratur ke dalam jadwal anak Anda memiliki manfaat lain di luar menciptakan waktu bersama, yaitu meningkatkan disiplin dan konsentrasi. Anak-anak yang sangat kecil jarang duduk diam dalam waktu lama, dan seringkali sulit membuat mereka fokus. Namun, ketika Anda memperkenalkan membaca secara teratur kepada anak-anak, Anda mungkin mulai mengamati perubahan perilaku.

Balita mungkin awalnya menggeliat dan teralihkan perhatiannya selama waktu cerita, tetapi pada akhirnya mereka akan belajar untuk tetap diam selama durasi buku. Menurut EarlyMoments.com, seiring dengan pemahaman bacaan muncul disiplin diri yang lebih kuat, rentang perhatian yang lebih lama, dan retensi memori yang lebih baik, yang semuanya akan membantu anak Anda dengan baik ketika dia masuk sekolah.

 6.      Peningkatan Imajinasi dan Kreativitas

Anak kecil secara alami memiliki kapasitas untuk bermimpi besar dan menggunakan imajinasi mereka. Membaca dengan keras untuk anak Anda membantu mereka menggunakan imajinasi mereka untuk menjelajahi ruang/tempat, waktu, dan peristiwa di luar pengalaman mereka sendiri. Membaca sebagai kegiatan imajinatif dapat membuka pintu ke segala macam dunia baru bagi anak. Dengan memperluas imajinasi anak, maka mereka cenderung bermimpi lebih besar dan bertindak kreatif yang dapat bermanfaat bagi sekolah, pekerjaan, dan kehidupannya di masa depan.

7.      Cinta Membaca Seumur Hidup

Menurut Jim Trelease, penulis buku terlaris, The Read-Aloud Handbook: “Setiap kali kita membacakan untuk seorang anak, kita mengirim pesan 'kesenangan' ke otak anak. Anda bahkan bisa menyebutnya sebagai iklan, pengondisian anak mengasosiasikan buku dan mencetak dengan senang hati” (ReadAloud.org).

Hubungan antara membaca dan "kesenangan" ini sangat penting untuk kesuksesan di kemudian hari. Membaca adalah kunci untuk belajar sepanjang hayat, dan jika Anda bisa menanamkan kecintaan membaca sejak dini, komitmen untuk belajar sepanjang hayat pasti akan mengikuti. Membacakan buku dengan suara keras untuk anak dapat membantu anak untuk menghadirkan buku sebagai sumber pengalaman yang menyenangkan, berharga, dan mengasyikkan. Anak-anak yang menghargai buku termotivasi untuk membaca sendiri, dan kemungkinan akan terus berlatih membaca mandiri sepanjang sisa hidup mereka.

            Demikian tujuh manfaat membacakan buku untuk anak yang telah saya rangkum untuk Anda. Saya pun telah menerapkannya di rumah kepada ketiga anak saya sejak si sulung berusia tiga tahun dan si tengah berusia dua tahun. Namun, baru lebih rutin saat si sulung berusia enam tahun, si tengah lima tahun, dan si bungsu tiga tahun. Waktu itu, saya biasa membacakan buku untuk mereka setiap malam sebagai pengantar tidur. Kondisi ini sebenarnya berangkat dari keterbatasan saya yang tidak bisa mendongeng untuk mereka seperti orang tua lainnya, sehingga saya lebih memilih untuk membacakan buku saja untuk mereka.

Ternyata kebiasaan ini berpengaruh positif untuk anak-anak saya. Mereka kemudian menjadi lebih bersemangat untuk belajar membaca sejak usia dini agar bisa membaca buku sendiri. Kini usia mereka sudah dewasa muda dan tumbuh menjadi pribadi yang senang membaca hingga hari ini. Kebiasaan membaca ini juga sangat terasa manfaatnya untuk menunjang studi mereka baik di jenjang menengah atas apalagi di perguruan tinggi yang menuntut mereka membaca banyak buku referensi. Semoga Anda juga bisa mempraktikkan kebiasaan membacakan buku untuk anak di rumah, ya, dan nantikan kejutan positif dari anak-anak Anda ketika mereka sudah menyukai kegiatan membaca buku ini!

*Praktisi perlindungan anak dan literasi media

** sumber ilustrasi: https://id.pinterest.com/pin/684476843363685385/



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspada Gim daring: Kenali Modus dan Ketahui Pencegahannya

 Dunia maya memang memiliki daya tarik yang kuat pada siapa pun, tak terkecuali anak-anak. Salah satu yang membuat anak-anak asik berlama-lama di dunia maya, adalah mereka mengakses gim daring ( game online) . Anda perlu waspadai fenomena ini. Mengingat, selain gim daring ini dapat memicu anak menjadi kecanduan internet/ gawai , sehingga membuat aktivitas di dunia nyatanya menjadi terbengkalai, kontennya yang bisa jadi sarat akan kekerasan, juga karena gim daring kini  sudah menjadi modus para predator anak menyasar korbannya. Salah satu contoh kasus kejahatan pemangsa anak melalui gim ini terjadi pada tahun 2021 melalui aplikasi Free Fire . Hasil penyidikan polisi terungkap, bahwa pelaku memang menyasar anak perempuan sebagai pengguna gim. Saat bermain bersama dengan sang anak itulah, pelaku meminta nomor WA dan mulai membujuk korbannya untuk membuat video tanpa busana dengan menawari korban uang gim daring Free Fire sebanyak 500-600 diamond yang akan dikirim ke akun korban...

Budaya Valentine Day di Kalangan Remaja yang Perlu Orang Tua Waspadai

  Setiap pertengahan bulan Februari, tepatnya tanggal 14 masyarakat manca negara banyak yang merayakannya sebagai hari Valentine ( Valentine’s Day ), termasuk di negara kita. Hari Valentine dimaknai oleh banyak orang sebagai hari kasih sayang. Namun, muda-mudi mengekspresikannya secara beragam. Mulai dari saling berkirim kartu ucapan hari Valentine, memberikan atau bertukar hadiah, memberi bunga atau cokelat, hiasan berwarna merah muda ( pink) dan berbentuk hati, makan malam bersama dengan pacar, pesta dansa, hingga hubungan intim.   Sungguh hal ini yang perlu menjadi perhatian para orang tua.                                    Yang tambah membuat miris, ternyata ditemukan fakta di lapangan bahwa setiap perayaan hari Valentine bukan hanya penjualan cokelat meningkat tetapi juga penjualan kondom! Kondisi ini membuat salah satu pemeritah kota bahkan sampai membuat imbauan agar...

Anak Anda tidak Kunjung Mandiri? Berikut 5 (Lima) Perlakuan Salah Orang Tua yang Perlu Jadi Perhatian Anda!

                “Usia anak lelaki saya sudah 30 tahun, tapi ia bukan anak mandiri karena masih selalu mengandalkan saya. Setiap hari, kerjanya hanya menonton  televisi dan bermain gadget. Tak pernah membantu menyelesaikan pekerjaan di rumah, bankan sekadar mengganti bohlam lampu,” keluh seorang ibu.   Ketika keluhan seperti terjadi, siapakah pihak yang bertanggungjawab? Jawabannya adalah orang tua itu sendiri. Mengapa? Karena mereka yang pertama kali menanamkan tentang sikap, nilai, dan juga bertanggung jawab atas pola asuh anaknya. Berikut ini lima hal yang sering dilakukan orang tua sehari-hari yang justru mendorong anak menjadi tidak mandiri yang perlu jadi perhatian Anda!                            1. Memaksa anak menghentikan aktivitasnya Saat usia prasekolah, anak mulai menggemari kegiatan mengasyikkan yang terfokus pada dirinya. Contoh, ia...