Tidak ada orang tua yang ingin anaknya mengalami kekerasan, meskipun itu hanya di dalam mimpi. Segala daya dan upaya dilakukan orang tua untuk melakukan pencegahan kekerasan pada anak. Namun, saat takdir ternyata menghadirkan anak Anda menjadi korban kekerasan, tentu Anda tidak bisa berdiam diri. Berikut ini 11 upaya penanganan kekeasan anak yang saya tuliskan untuk Anda. Semoga bermanfaat!
Anda sebaiknya tetap tenang dan
hindari panik. Usahakan Anda tidak terbawa emosi dalam menanggapi situasi
kekerasan pada anak. Mengingat panik dan emosi cenderung memperkeruh situasi dan tidak menyelesaikan masalah.
2. Pastikan Anak
Dipisahkan dari Sumber Ancaman.
Pastikan anak telah dipisahkan
dari sumber ancaman. Jika perlu, Anda minta bantuan dari orang-orang di sekitar
Anda seperti keluarga, tetangga, atau teman.
3. Beri Dukungan
dengan Mendengarkan dan Tanpa Menyalahkan.
Anda penting untuk memberikan
dukungan dengan mendengarkan anak tanpa menyalahkannya. Anda pun sebaiknya
menanggapi dengan sungguh-sungguh terhadap pengalaman dan perasaan anak. Hal
ini sangat membantu pemulihan anak dari trauma dan memahami persoalan untuk dicarikan solusinya.
4. Coba Mengerti
Perasaan dan Keadaan Anak.
Berusahalah agar Anda dapat memahami
perasaan dan keadaan anak. Tenangkan dan yakinkan anak bahwa Anda akan membantu
mengatasi masalahnya. Berikan dukungan emosional yang anak butuhkan.
5. Dampingi Anak
Selama Diperlukan.
Dampingi anak Anda selama ia
membutuhkan. Terutama saat masa-masa awal hingga anak kemudian bisa melewati
masa sulit akibat pengalaman buruknya.
6. Jangan Ragu
Melindungi dan Melapor pada yang Berwajib.
Anda sebaiknya tidak ragu, malu,
atau takut untuk melindungi anak dan melaporkan kejadian pada pihak berwajib
jika diperlukan. Hal ini agar pelaku tidak mengulangi perbuatannya di tempat
yang sama kepada anak Anda atau di tempat yang berbeda dan kepada anak lain.
7. Bawa ke
Puskesmas/Klinik/Rumah Sakit Jika Diperlukan.
Jika ada cedera dan membutuhkan
tindakan medis segera, bawalah anak Anda ke puskesmas, klinik, atau rumah
sakit. Terutama agar anak Anda cepat mendapatkan pertolongan medis. Selain itu,
mintakan visum juga, agar Anda memiliki bukti kuat atas kekerasan yang menimpa
anak Anda.
8. Hati-hati dengan
Privasi dan Kerahasiaan Anak.
Dalam kasus
anak, penting bagi Anda untuk selalu berhati-hati dengan soal privasi dan
kerahasiaan anak. Anda sebaiknya menghindari tindakan yang dapat menyulitkan
atau menyebabkan kerugian lebih lanjut.
Jangan
ragu untuk melaporkan kekerasan yang terjadi pada anak Anda. Tindak lanjuti
terus setiap kejadian dan laporkan agar pelaku diproses secara hukun dan tindakan
serupa tidak terulang.
10. Laporkan ke RT,
RW, Apparat Desa/Kelurahan, Petugas Keamanan.
Anda juga
penting untuk menyampaikan laporan kepada RT, RW, aparat desa/kelurahan,
petugas keamanan, atau satpam setempat. Tindakan ini untuk menambah dukungan
dari aparat dan warga setempat kepada Anda dan keluarga dalam mengupayakan
penanganan kekerasan pada anak, serta meningkatkan kewaspadaan warga.
11. Kontak dan Laporkan
ke Lembaga Perlindungan Anak.
Hubungi lembaga perlindungan anak
seperti Pekerja Sosial, PKSAI, P2TP2A, atau petugas/kantor polisi setempat.
Anda juga dapat menghubungi Telpon Pelayanan Sosial Anak (TePSA) Kemensos: 1
500 771 atau Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) Kemenpppa: 129. Melalui bantuan
dari layanan ini, Anda dapat mengupayakan secara bersama penanganan kekerasan
pada anak sehingga secara fisik, mental, dan juga hukum perlindungan anak dapat
terpenuhi.
Demikian
11 upaya penanganan kekerasan pada anak yang saya tuliskan untuk Anda. Semoga dapat
menjadi acuan, meskipun kita berharap anak-anak kita selalu terlindungi dari
tindakan kekerasan di sekitarnya baik yang sengaja maupun tidak sengaja.
*Praktisi perlindungan anak dan literasi media
*ilustrasi:
Komentar
Posting Komentar